Mohon tunggu...
Sosbud

Teori Anggaran dan Aplikasi Nya Pada APBD

28 Desember 2015   18:58 Diperbarui: 28 Desember 2015   19:11 2323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nama : Joshua argentino Tampubolon

NRP    : 3613100027

Mata Kuliah  : Pembiayaan pembangunan

Kata Pengantar

apa itu pembiayaan pembangunan? Apa pentingnya pembiayaan dalam pembangunan? Apakah Indonesia telah membuat suatu sistem yang baik dalam pembiayaan pemabangunan di daerah nya ? dari pertanyaan pertanyaan inilah yang melatarbelakangi menulis artikel ini disamping merupakan subjek untuk tugas kuliah saya. Dengan adanya artikel ini harapannya teman teman  netizen dalam lebih terpenuhi ilmunya tentang pembiayaan pembangunan dan dapat lebih mengkritisi sistem pembiayaan pembangunan daerah di Indonesia. sebelum mengakhiri kata pengantar ada baiknya saya memperkenalkan diri saya terlebih dahulu. Nama saya adalah Joshua Argentino Tampubolon mahasiswa tahun ketiga ITS (Institut Teknologi Sepuluh Nopember),Surabaya. Saya mengambil jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota atau dikenal juga dengan Teknik Planologi yang di ITS jurusan ini masuk kedalam Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP). itu adalah sedikit perkenalan singkat saya. akhir kata, selamat menikmati artikel yang telah saya tulis ini

Review Teori

Anggaran Tradisional

Sistem anggaran tradisional (Traditional budgeting system) adalah suatu cara menyusun anggaran yang tidak didasarkan atas pemikiran dan analisa rangkaian kegiatan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Penyusunannya lebih didasarkan pada kebutuhan untuk belanja/pengeluaran.

Dalam sistem ini, perhatian lebih banyak ditekankan pada pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran secara akuntansi yang meliputi pelaksanaan anggaran, pengawasan anggaran dan penyusunan pembukuannya. Pengelompokan pos-pos anggaran didasarkan atas obyek-obyek pengeluaran, sedangkan distribusi anggaran didasarkan atas jatah tiap-tiap departemen/lembaga. Dasar pemikirannya adalah setiap pengeluaran negara harus didasarkan pada perhitungan dan penelitian yang ketat agar tidak terjadi pemborosan dan penyimpangan atas dana yang terbatas.

Adapun ciri-ciri dari sistem anggaran tradisional:

  1. Cara penyusunan anggaran berdasarkan pendekatanincrementalism, yakni:
    1. Penekanan & tujuan utama pendekatan tradisional adalah pada pengawasan dan pertanggungjawaban yg terpusat.
    2. Bersifat incrementalism, yaitu hanya menambah atau mengurangi jumlah rupiah pada item-item anggaran yg sudah ada sblmnya dg data tahun sblmnya sebagai dasar menyesuaikan besarnya penambahan/pengurangan tanpa kajian yg mendalam/kebutuhan yg wajar.
    3. Masalah utama anggaran tradisional adalah tdk memperhatikan konsep value for money (ekonomi, efisiensi dan efektivitas).
    4. Kinerja dinilai berdasarkan habis tidaknya anggaran yg diajukan, bukan pada pertimbangan output yang dihasilkan dari aktivitas yg dilakukan dibandingkan dengan target kinerja yang dikehendaki (outcome).

Anggaran kinerja (performance based budgeting)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun