KKN) Tahun Akademik 2021/2022 kelompok wilayah Jatiasih di Kota Bekasi, dalam hal ini mengadakan pendidikan karakter kepada siswa-siswi kelas besar di Sekolah Dasar Negeri Jatiasih 3 dan Sekolah Dasar Negeri Jatiasih 4 yang berupa kelas umum tentang mengurangi kesenjangan, sebagaimana dengan apa yang termuat dalam Tujuan ke-10 Sustainable Development Goals (SDGs). Hal tersebut juga sesuai dengan tema besar KKN yang diusung Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Diponegoro, yaitu: "Pemberdayaan Masyarakat Berbasis SDGs."
KOTA BEKASI (04/08/2022) — Dalam rangka melaksanakan program pengabdian masyarakat, mahasiswa Universitas Diponegoro yang menjadi bagian dalam Tim II Kuliah Kerja Nyata (SDGs, atau yang selanjutnya disebut sebagai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB), adalah agenda pembangunan global inisiasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang berorientasi pada ekonomi, sosial, budaya, dan lingkungan, serta berbasis Hak Asasi Manusia (HAM). Terdiri atas tujuh belas tujuan, TPB yang ditargetkan tercapai di tahun 2030 ini juga telah diadopsi Negara Indonesia dengan dikeluarkannya Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.
Berkaitan dengan itu, perguruan tinggi yang pada esensinya merupakan agen pembangunan nasional di bidang pendidikan, memiliki tanggung jawab untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat, dan idealnya juga mampu menekan angka kesenjangan di Indonesia. Oleh karenanya, pada kesempatan kali ini, kelompok KKN Universitas Diponegoro di wilayah Jatiasih memilih untuk berfokus kepada permasalahan kesenjangan sosial sebagai salah satu Program Kerja Multidisiplinnya. Adapun mengenai kesenjangan itu sendiri, dapat diartikan sebagai suatu keadaan timpang: ketidakseimbangan dalam memanfaatkan sumber daya yang tersedia. Menurut laporan PBB, terdapat tujuh dimensi kesenjangan yang meliputi kesenjangan ekonomi, kesenjangan sosial, kesenjangan budaya, kesenjangan politik, kesenjangan lingkungan, kesenjangan spasial, dan kesenjangan pengetahuan.
Jenjang pendidikan dasar yang ditempuh individu berperan penting dalam pembentukan pola pikir seseorang. Apabila kita hendak mengatasi suatu permasalahan yang sifatnya generasional, sekolah dasar merupakan tempat yang strategis untuk memulainya. Masalah kesenjangan yang juga dapat dimaknai sebagai permasalahan budaya, perlu diatasi dengan pendekatan demikian. Sehingga, diharapkan dengan diadakannya pendidikan karakter berbentuk kelas umum ini, berdampak bagi masyarakat, mengingat pelajar yang menduduki bangku sekolah dasar merupakan generasi penerus bangsa di kemudian hari. Serangkaian kegiatan yang berlangsung selama dua hari tersebut dilaksanakan di minggu ke-3 pada Bulan Juli 2022 oleh kelompok KKN yang beranggotakan Faiza Shafa Camelia, Amanda Safitri, Julia Gabriel, Joshua Shan Simamora, dan Hikmah Al Isyraq. Secara umum, pendidikan karakter ini berusaha mengajak siswa-siswi untuk mengenal kesenjangan-kesenjangan sosial yang ada di lingkungan sekitar dan langkah-langkah nyata yang dapat diambil guna mengurangi kesenjangan di lingkungan sekolah, serta menumbuhkan rasa kebersamaan sebagai bagian dari masyarakat.
Kesenjangan yang terjadi di lingkungan sekolah banyaknya disebabkan oleh diskriminasi berdasarkan Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan (SARA), serta budaya patriarkis. Sementara cara mengurangi kesenjangan yang ada tersebut dapat timbul dari penghayatan bhinneka tunggal ika dan semangat gotong royong. Adapula contoh tindakan kecil yang konkret dan dapat direalisasikan secara praktis untuk mengurangi kesenjangan di lingkungan sekolah yakni seperti membela mereka yang mendapat perlakuan diskriminatif, dan membantu mengajari teman yang kesulitan memahami suatu pelajaran.
Materi tentunya juga dikemas dengan bahasa dan penyampaian yang mudah dicerna para siswa-siswi sekolah dasar dengan memanfaatkan sarana penampilan slide show yang interaktif. Terdapat pula penyebaran poster yang memuat rangkuman materi yang disampaikan sebelumnya. Respon siswa-siswi selama pemberian materi cukup antusias dilihat dari keaktifannya dalam bertanya, serta para guru juga mendukung dan membantu baik pada tahap persiapan maupun pada saat pelaksanaan. Pihak sekolah menilai penyadaran akan kesenjangan sosial dan urgensi pemberantasannya di lingkungan sekolah perlu dilakukan agar terwujud kesetaraan dalam pendidikan.
Penulis: Tim II KKN Universitas Diponegoro Tahun Akademik 2021/2022 Kelompok Wilayah Jatiasih, Kota Bekasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H