Mohon tunggu...
Joshua Hermanto
Joshua Hermanto Mohon Tunggu... Pelajar -

Yogyakarta. One Piece & Conan Fans. Gamers. I Belong to Jesus! Salam kenal :D

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Makan Bersama, Keluarga Bahagia, Anak-pun Ceria

25 Agustus 2016   18:24 Diperbarui: 25 Agustus 2016   18:34 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keluarga yang ideal adalah keluarga yang dapat menjadi tempat dimana kita merasakan nyaman, tenang, dan kasih sayang satu sama lain. Hubungan antara orangtua dan anak seharusnya selalu terjaga, karena anak membutuhkan orangtua dalam masa pertumbuhan dan perkembangannya. Baik secara fisik maupun mental/psikis anak, ditentukan yang terutama melalui dalam keluarga. Keluarga yang selalu harmonis, rukun, damai, dan mau mendengarkan satu sama lain akan membentuk karakter anak yang sabar, penyayang, dan optimis. Begitu pun sebaliknya. Karakter anak tumbuh dan lahir dari sebagaimana yang ia dapatkan di lingkungannya. 

Namun, bagaimana terlihat sekarang peran keluarga sebagai "teman" terdekat anak perlahan mulai hilang karena berbagai kesibukan tiap individu. Orangtua sibuk bekerja dari pagi hingga malam, sedangkan si anak mengikuti berbagai kegiatan di sekolah sampai sore bahkan tak jarang sampai larut malam. Anak-anak merasa lebih nyaman ketika bersama teman-teman sebayanya dan sekaan takut ketika harus menjelaskan masalah yang dihadapi di keluarganya sendiri. Ketika dirumah, orangtua dan anak-pun acapkali sudah sama- sama lelah akan kesibukan masing-masing, komunikasi pun menjadi jarang dan dianggap tidak penting.

Kesibukan memang sulit untuk dihindari sekarang ini, orang tua bekerja keras dari pagi hingga malam untuk menunjang kehidupan ekonomi keluarga dan masa depan si anak, disisi lain anak sibuk menimba ilmu dan berinteraksi dengan teman-teman semasa mudanya. Untuk itu, waktu sesedikit mungkin harus dapat dimaksimalkan untuk berinteraksi satu sama lain. 

Makan bersama dapat menjadi solusi atas hal ini, luangkanlah waktu makan siang/malam untuk duduk di satu meja makan bersama dan berinteraksi satu sama lain. Bicarakanlah hal-hal kecil dan ringan saat makan bersama si anak, hindarilah obrolan yang menghakimi si anak sehingga mereka takut untuk berbagi cerita. 

Hal ini juga yang selalu diterapkan di keluarga saya, orangtua saya sibuk bekerja sampai malam, begitupun saya sangat lelah dengan segudang aktivitas di sekolah. Tetapi ketika makan malam tiba, orangtua saya selalu mengundang saya untuk duduk makan bersama. Di beberapa ajaran budaya chinese pun disebutkan bahwa makan bersama dapat membawa hoki yang tinggi. Quality time dengan keluarga inilah yang harus selalu dijaga, sudah sewajarnya keluarga menjadi relasi terdekat bagi orangtua maupun anak. Bukan tentang seberapa lama, namun seberapa berkualitaskah waktu yang kita luangkan untuk saling bercengkerama satu dengan yang lainnya. 

foto dari dokumentasi pribadi penulis dengan keluarga
foto dari dokumentasi pribadi penulis dengan keluarga

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun