Kalian pernah ga si disuruh potong rambut karena kepanjangan? pernah ga si mikir tentang alasan mengapa sekolah mewajibkan rambut pendek terutama bagi laki laki? Kenapa sih ada razia rambut, kenapa sih harus di atas alis, pasti pernah dong ya. Pasti kita punya teman yang pernah rambut nya dipotong oleh guru atau malahan kita sendiri kan. Nah, jadi artikel ini dibuat untuk mencari alasan peraturan rambut pendek di sekolah, kenapa sih bisa muncul dan gimana sih sejarah nya. Karena pasti semua pada penasaran kan makanya langsung aja gass!
Nah jadi, peraturan muncul pada masa orde baru yaitu pada tahun 1960an, pada masa ini yang memerintah indonesia adalah bapak Soeharto. Kalian tau nggak si? Pada masa ini ada budaya barat ngetrend lohh budaya barat yang masuk ke indonesia adalah hippies atau bisa juga disebut flower generation. Masa itu nggak seperti jama sekarang, jaman dahulu peraturan lebih ketat bagi siswa dan mereka harus mematuhi segala ketentuan dari Soeharto. Termasuk peraturan yang sangat krusial pada masa itu adalah: dilarang gondrong!
Nah, Setelah sekitar 20 tahun Indonesia merdeka, pengaruh budaya Barat mulai masuk dan menjadi tren di kalangan anak muda. Salah satu yang paling populer saat itu adalah budaya hippie atau "flower generation". Budaya ini sebenarnya muncul sekitar tahun 1955 di Amerika, sebagian besar dipicu oleh perlawanan anak-anak muda terhadap Perang Vietnam. Mereka sudah bosan dan muak dengan perang dan kekerasan, dan ingin menyebarkan pesan keindahan dan kedamaian---mirip seperti bunga. Dari situlah muncul slogan terkenal mereka, "make love not war."
Flower generation ini nggak mau diatur-atur lagi. Gaya hidup mereka jadi simbol kebebasan: rambut pria yang dibiarkan panjang, jenggot lebat, pakaian penuh warna-warni, dan mereka tidak ragu mengekspresikan diri dengan perilaku yang beda dari norma saat itu, seperti pesta, seks bebas, dan penggunaan narkoba.
Ketika tren ini mulai digemari anak-anak muda di Indonesia, Soeharto mulai khawatir. Dia merasa gaya hidup hippie bisa bikin citra Indonesia jadi terlihat "kotor" dan tidak aman. Untuk itu, Soeharto menginstruksikan agar instansi-instansi pemerintah mulai mengambil langkah untuk mencegah tren hippie ini menyebar luas di masyarakat, salah satunya adalah dengan peraturan rambut pria tidak boleh gondrong.
 Mulai dari zaman kolonial di mana gaya rambut militer sangat memengaruhi peraturan sekolah, hingga era modern di mana gaya rambut menjadi bentuk ekspresi diri. Tapi sebenar ya beneran nggak sih peraturan ini diperlukan?  Karena pasti banyak dari kita yang pikir bahwa gaya rambut panjang adalah bagian dari cara untukk mengekspresikan diri. Alasan dari aturan ini yang ada sampai sekarang sebenar nya tidak valid. Kalau kita tanya guru kenapa sih rambut itu harus pendek pasti jawaban nya bisa berbeda-beda.
Kalau kita bisa lihat di sekitar kita memang peraturan ini sudah mulai longgar terutama di beberapa sekolah swasta, berbeda daripada sekolah negeri dimana peraturan ini sangat ketat dan masih sering adanya razia rambut. Anak anak yang ingin mengekspresikan dirinya melalui tampilan fisik nya jadi nya tidak bisa, karena adanya peraturan ini. Terkadang peraturan ini tidak jelas, harus sependek apa sih? Bahkan orang yang rambutnya di atas alis dan memiliki tekstur berombak sering terkena razia karena guru menganggap rambut mereka tidak layak, memotong rambut se-enak nya  dengan gunting.Â
Seringkali kita melihat hal seperti ini terjadi bisa dari teman dan dari medsos pun banyak. Dan kita mellihat hasil potongan yang begitu jelek karena di potong nya dengan sembarangan, kan bisa jika memang ada razia rambut dipotong dengan rapih menggunakan alat yang pantas untuk memotong rambut.Â
Alasan peraturan ini ada biasanya, melatih kedisiplinan, melatih kepatuhan, dll. Aturan mengenai rambut ini justru seringkali membawa dampak negatif di dalam lingkungan sekolah, Â salah satunya sifat nya yang menjadi diskriminatif. Biasanya karena ada peraturan justru murid murid malahan akan memberontak dan menjadi semakin tidak patuh, bisa muncul kebencian terhadap guru guru yang melakukan razia rambut. Aturan ini juga bisa menyebabkan hal yang negatif dari dampak psikologis, murid murid akan kekurangan percaya diri mereka tidak bisa mengekspresikan diri mereka melalui rambut mereka. Sebenar nya peraturan ini tidak diperlukan karena tidak ada penjelasan yang jelas, peraturan ini bisa dibilang "cuman lanjutin dari dulu aja". Sampai sekarang pun tidak ada penelitian yang mengatakan bahwa rambut panjang mempengaruhi tingkat intelektual seseorang. Apakah memang benar rambut yang pendek menjamin kedisiplinan murid, jawabanya tentu tidak, mungkin bisa melatih kedisiplinan tapi tidak efektif. Banyak murid yang nakal mempunyai rambut yang pendek dan rapih. Sebenar nya alasan mengapa peraturan ini sebagian besar adalah peraturan dari tahun 1960 an.
Kemampuan fisik dimana rambut panjang pun tidak mencerminkan kepintaran, "oh karena rambut dia panjang dia ga rapih ga rajin", hal hal seperti ini sama sekali tidak ada hubungan nya. Contoh yang kita bisa lihat adalah Albert Einsten dia memiliki rambut yang panjang tetapi dia bisa dibilang salah satu orang paling pintar di dunia. Dia memiliki rambut yang panjang dan sangat tidak rapih tetapi dia menemukan rumus terkenal E=MC2.
Tentu setiap orang pendapat nya beda-beda, apakah rambut menganggu pelajaran, apakah harus pendek? Daripada menetapkan aturan yang sangat spesifik mengenai panjang dan model rambut, sekolah bisa membuat pedoman yang lebih umum. Misalnya, "Rambut harus terawat dan tidak mengganggu aktivitas belajar." Contoh nya, Â Membolehkan siswa laki-laki memiliki rambut dengan berbagai panjang, asalkan tidak menutupi mata atau mengganggu konsentrasi saat belajar. Atau, membolehkan siswa perempuan bereksperimen dengan berbagai gaya rambut, selama tidak berlebihan atau mengganggu ketertiban.