Pagi tadi secara tak sengaja saya menemukan film tentang Papua di Youtube. Film berdurasi 42 menit 2 detik itu sepertinya merupakan rekaman tayangan acara Metro TV pada tanggal 29 April 2013, karena dalam tampilan di Youtube tertulis judul Papua Today’s @ Metro TV 29 April 2013.
Adegan dalam film tersebut dimulai dari tiga anak kecil yang mengendap-endap di semak-semak dekat sebuah sekolah, menyaksikan murid-murid sekolah itu menerima ilmu dalam ruang kelas (menit 00 detik 19).Beberapa adegan yang saya lihat antara lain yaitu seorang penyiar radio yang sedang bekerja di pedalaman Papua (menit 09 detik 20), seorang murid perempuan yang sedang berbicara dengan bahasa Inggris (menit 28 detik 00), seorang co pilot pesawat perintis yang sedang mempersiapkan perjalanan penerbangan di pedalaman (menit 34 detik 36) dan seorang dokter yang sedang memeriksa pasiennya (menit 38 detik 19).Person dalam film tersebut sebagian besar didominasi oleh orang Papua asli.
Jika dilihat dari tanggal publish film tersebut di Youtube (29 April 2013) sepertinya film inilah yang membuat geram Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Inggris. Betapa tidak, menurut pandangan saya, film Papua Today’s itu adalah cerminan rakyat Papua saat ini yang menyajikan kondisi nyata rakyat Papua dalam kesuksesan berprofesi, mulai dari guru, penyiar radio, dokter, pilot, pramugari, gubernur, bupati, walikota, camat / kepala distrik, diplomat, menteri dan lain-lain.
Keadaan sesungguhnya yang terjadi di Papua saat ini tidak semuanya dipresentasikan oleh OPM di luar negeri, khususnya yang ada di Inggris, seperti Benny Wenda, juru kampanye OPM.Hal ini bisa dimaklumi, karena jika OPM membeberkan fakta tentang keberhasilan orang Papua, kampanye OPM dijamin tidak akan mendapat dukungan dana dari luar negeri.
Acara peresmian kantor OPM di Oxford tanggal 1 Mei kemarin, sepertinya merupakan tandingan yang dilakukan OPM terhadap tayangan film Papua Today’s di Metro TV. Jika demikian yang terjadi, maka peresmian kantor OPM di Oxford hanyalah sekedar usaha untuk menandingi dan menutupi keberhasilan pembangunan di Papua. OPM tidak berpikir apakah dunia internasional percaya atau tidak dengan kampanye mereka. Bagi OPM, yang terpenting adalah program kegiatan harus tetap berjalan supaya bantuan dana tetap mengalir ke pundi-pundi mereka.
Klik Papua Today's @ Metro TV 29 April 2013
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H