Mohon tunggu...
Josh Frederich
Josh Frederich Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Belajar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Hiu Martil Bergerigi (Sphyrna Lewini), Si Hiu dengan Kepala Palu

25 November 2021   17:05 Diperbarui: 25 November 2021   17:21 813
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peta persebaran hiu martil bergerigi di dunia (sumber: iucnredlist.org)

Hiu martil bergerigi memiliki genus Sphyrna yang berasal keluarga Sphyrnidae dari ordo Carcharhiniformes (hiu).

Hiu martil bergerigi memiliki karateristik yang mencolok dengan kepala hiu menyerupai bentuk seperti palu atau martil. Hal tersebut menjadikan alasan hiu ini memiliki penamaan genus Sphyrna yang merupakan bahasa Yunani dari palu atau martil.

Dengan kepala yang berbentuk martil, hiu ini memiliki mata yang lebar. Kepala hiu ini juga memiliki kebengkokan yang menjorok ke depan kepalanya.

Hiu ini biasanya memiliki warna warna coklat muda atau perunggu pada permukaan punggungnya dan warna putih pada bagian bawahnya. Terdapat juga warna kehitaman pada bawah sirip hiu ini.

Karakteristik hiu martil bergerigi (sumber: dpi.nsw.gov.au)
Karakteristik hiu martil bergerigi (sumber: dpi.nsw.gov.au)

Ukuran berat dan panjang dari hiu martil bergerigi secara umum dapat dibedakan secara jenis kelamin.

Secara umum pada jantan, berat dari hiu ini memiliki berat sekitar 29 kilogram dan panjang dengan ukuran 1.5 hingga 1.8 meter

Sedangkan pada betina, mereka secara umum memiliki ukuran yang lebih besar dengan panjang 2.5 meter dan berat 80 kg. Sebagai catatan, hiu martil bergerigi terpanjang yang pernah ditemukan memiliki panjang sebesar 4.3 meter.

Hiu ini biasanya memakan ikan Teleostei, cephalopoda, udang, lobster, dan kepiting serta dapat juga mengkonsumsi hiu-hiu lainnya. Walaupun hiu ini dapat memangsa hewan-hewan lainnya termaksud manusia namun biasanya dia tidak terlalu agresif menyerang manusia khususnya para penyelam.

Hiu martil bergerigi merupakan hewan vivipar sehingga memiliki plasenta untuk memberikan nutrisi di dalam kandungannya. Kehamilan dalam hiu ini dapat berlangsung selama 9 hingga 10 bulan. Setelah melahirkan, anak dari hiu martil bergerigi biasanya memiliki panjang 45-50 cm.

Peta persebaran hiu martil bergerigi di dunia (sumber: iucnredlist.org)
Peta persebaran hiu martil bergerigi di dunia (sumber: iucnredlist.org)

Hiu martil bergerigi biasa hidup di perairan pantai yang hangat, beriklim sedang, dan tropis di seluruh dunia di antara garis lintang 46°LU dan 36°S dengan suhu laut sekitar 0°C.

Hewan ini merupakan spesies pelagik pesisir atau biasa disebut epipelagik, yang terletak diantara daratan benua dengan Zona Mesopelagic. Hiu ini dapat ditemukan pada kedalaman sampai kedalaman 512 meter namun lebih sering ditemukan pada kedalaman 275 meter.

Distribusi hiu martil bergerigi berwilayah di Atlantik Barat, Atlantik Timur, Indo-pasifik, dan Pasifik Timur.

Pada Atlantik Barat, terdapat persebaran dari New Jersey, Amerika Serikat hingga Uruguay serta Teluk Meksiko dan Pulau Karibia sedangkan Atlantik Timur memiliki persebaran pada Mediterania Barat hingga Namibia.

Distribusi wilayah Indo-pasifik meliputi wilayah Teluk Persia, Laut Merah, Afrika Timur, dan melalui Lautan Hindia.

Lalu pada wilayah Pasifik Timur, hiu martil bergerigi memiliki persebaran di wilayah California Selatan, USA hingga perairan Ecuador.

Hiu-hiu tersebut dapat juga bermigrasi ketika musim panas namun hal ini biasanya terjadi untuk beberapa wilayah saja sehingga terdapat juga hiu-hiu yang tidak melakukan migrasi atau tetap permanen di suatu wilayah.

Namun, sayangnya hiu martil bergerigi (Sphyrna lewini) merupakan salah satu spesies hiu yang terancam punah saat ini. Hewan tersebut saat ini dikategorisasikan dengan Critically Endangered oleh organisasi IUCN Red List.

Penyebab hampir punahnya hiu tersebut disebabkan oleh banyaknya masyarakat yang mengkonsumsi sirip hiu sebagai makanan tradisional khususnya di salah satu negara Asia.

Diperlukan adanya konservasi untuk menjaga hiu martil bergerigi dari kepunahan. Hal ini dituju untuk tidak merusak keseimbangan ekosistem di dalam laut yang dapat berakibat fatal untuk semua biota laut termaksud dengan hewan-hewan laut yang sering kita makan. Maka, diperlukannya edukasi dan pelarangan kepada masyarakat di dunia untuk tidak memburu hiu khususnya hiu martil bergerigi.

Yuk, mari bersama-sama kita menjaga ekosistem kita khususnya ekosistem laut yang merupakan salah satu sumber makanan terbesar kita.

Daftar Acuan

Compagno, L.J.V., 1984. FAO Species Catalogue. Vol. 4. Sharks of the world. An annotated and illustrated catalogue of shark species known to date. Part 2 - Carcharhiniformes. FAO Fish. Synop. 125(4/2):251-655. Rome: FAO.

Compagno, L.J.V., 1998. Sphyrnidae. Hammerhead and bonnethead sharks. p. 1361-1366. In K.E. Carpenter and V.H. Niem (eds.) FAO identification guide for fishery purposes. The Living Marine Resources of the Western Central Pacific. FAO, Rome.

Dulvy, N.K. and J.D. Reynolds, 1997. Evolutionary transitions among egg-laying, live-bearing and maternal inputs in sharks and rays. Proc. R. Soc. Lond., Ser. B: Biol. Sci. 264:1309-1315.

Mundy, B.C., 2005. Checklist of the fishes of the Hawaiian Archipelago. Bishop Mus. Bull. Zool. (6):1-704.

IUCN, 2021. The IUCN Red List of Threatened Species. Version 2021-1.  Downloaded 25 November 2021

Smith, C.L., 1997. National Audubon Society field guide to tropical marine fishes of the Caribbean, the Gulf of Mexico, Florida, the Bahamas, and Bermuda. Alfred A. Knopf, Inc., New York. 720 p.

Smith, S.W., D.W. Au and C. Show, 1998. Intrinsic rebound potential of 26 species of Pacific sharks. Mar. Freshwat. Res. 49:663-678.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun