Mohon tunggu...
Jose Rizal
Jose Rizal Mohon Tunggu... -

seni adalah alat untuk melawan penindasan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

sesobek surat cinta

17 Maret 2014   01:00 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:52 5
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sesobek surat cinta

*untuk kekasihku, anak-anak revolusi

duh manisku

ini pagi yang perih

kusambut kau

dengan menyihir air mata jadi petir

apalah artinya hidup tanpa kepedihan

datanglah kekampung-kampung bergolak

kau akan menemukan duka dan cinta

yang menaburkan nyala kesadaran

serupa gelisah

membawa peluh dan kekumuhan

aku memimpikan satu dunia

dimana anak-anak muda terus saja bergerak

pemuda-pemuda gelisah dan gagah

berani mengasah nyali

larut dalam lautan massa dan debu

manisku

langit kian suram dinegri kita

darah dan air mata tumpah siapa yang peduli?

orang- orang miskin tertindas

mulut-mulut dibungkam

kebenaran ditaklukan oleh iming-iming dan ancaman

Kota Debu, 30 Desember 2013

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun