Program vaksinasi covid-19 resmi dimulai hari ini, 13 Januari 2021. Langkah pertama yang dilakukan adalah meyakinkan khasiat dan keamanan dari vaksin Sinovac asal China yang sebelumnya sempat diragukan. Hal berikutnya untuk menumbuhkan rasa kepercayaan dan antusias masyarakat untuk dapat ikut serta dalam proses vaksinasi massal ini, mengingat langkah vaksinasi ini sangat berpengaruh nantinya secara nasional bahkan global. Selanjutnya menurut jadwal, proses vaksinasi yang sudah dimulai hari ini akan dilanjutkan besok hai dan mulai disebarkan di setiap provinsi di Indonesia. Tentunya proses ini nantinya akan disesuaikan dengan prioritas kelompok masyarakat yang telah disusun sebelumnya oleh pemerintah.
Ada dua hal yang penting yang dapat diambil dari peristiwa vaksinasi tersebut. Hal pertama pastinya harus ada kerja sama dan koordinasi yang terjalin dengan baik agar proses vaksinasi ini dapat berjalan sesuai rencana, harapan dan arahan presiden. Begitu pula partisipasi masyarakat dalam program vaksinasi ini dalam hal menyebarkan berita baik ini dan melancarkan serta membatu mensosialisasikan program vaksinasi ini dengan bijak dan bertanggung jawab.
Kemudian yang tak kalah penting adalah kesediaan Presiden Joko Widodo untuk menerima vaksin ini untuk yang pertama kalinya. Hal ini sangat penting untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat tentang vaksin ini. walaupun sebetulnya sudah ada seribu lebih  warga Bandung yang berani menjadi relawan uji klinis vaksin ini, termasuk salah satunya Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil. Dan memang proses vaksinasi ini dilakukan setelah uji klinis ini dinyatakan berhasil dan aman.
Pastinya peran publik figur sangatlah besar. Untuk saat ini orang juga sering menyebut publik figur dalam sosial media sebagai influencer. Apapun itu namanya sebenarnya sama saja, mereka mengambil peran yaitu mengajak orang-orang untuk antusias dan mempercayai apa yang sedang dikatakan atau disugertikan. Intinya adalah menggiring atau membimbing banyak orang untuk melakukan hal yang belum diketahui atau diragukan orang-orang. Selain itu, ada juga yang disebut trainer atau pembicara. Peran mereka adalah unjuk menjabarkan dan menjelaskan banyak hal kepada banyak orang sesuai bidang nya masing-masing.
Perbedaan antara publik figur dan trainer/pembicara sebenarnya sangat terlihat, namun sering kali orang tak menyadarinya. Sebut saja untuk dunia kesehatan; ada guru,dosen dan pengajar lainnya yang bisa digolongkan sebagai pembicara, sedangkan publik figur nya seperti atlet, instruktur dan lainnya. Begitu pula dengan bidang ekonomi, bisnis, keagamaan dan lainnya yang mempunyai publik figur dan trainernya masing-masing.
Namun, menurut pengamatan saya, ada satu bidang yang tak seperti yang lainnya. Dalam bidang psikologi yang tentu saja membahas tentang kesehatan mental dan aspek kejiwaan lainnya, memang sedang banyak diangkat beberapa waktu ke belakang. Banyak peristiwa di mayarakat yang semakin sering terjadi yang berkaitan dengan masalah ini. kabar baiknya memang masyarakat mulai sadar tentang isi kesehatan mental ini, namun masih belum sepenuhnya.
Saat ini sudah cukup banyak pemerhati psikologi, baik itu pengajar, organisasi tertentu yang mulai banyak mengangkat tentang isu ini. Namun saat ini walaupun masih terhitung sedikit dibanding bidang yang lain, trainer di bidang psikologi ini sudah mulai banyak. Tapi di sisi lain, sepertinya sangat sulit untuk menentukan publik figur untuk bidang ini dikarenakan sulitnya menentukan faktor-faktor yang digunakan untuk menjadikan seseorang publik figur untuk bidang kesehatan mental.
Mungkin agak sedikit sulit dimengerti, namun seharusnya ini dapat dimengerti, khususnya untuk para pemerhati psikologi lainnya.
Saat ini sudah banyak pula konten-konten yang membahas tentang psikologi. Memang mungkin agak sulit untuk mempraktikan tips-tips yang diberikan, karena semua berbicara tentang diri sendiri dan perubahan yang selalu tidak mudah. Hal sederhana yang mungkin mencakup semua hal dari psikologi adalah pola pikir dan kesadaran (mindfullness).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H