Lahir,18 December 1986 (38 Tahun)
TKK s/d SMA di Lewoleba
Kuliah Unkris Kupang NTT
FKIP Bahasa Inggris s/d Semester VII
John San Juan Batafor
Taman daun tak pernah menghitung orang yang pernah di bantu dan semua di bantu secara cuma-cuma dengan cara menghidupkan kembali budaya gotong royong (GEMOHING)
 "Apabila kita mengedukasi laki-laki, kita akan mengedukasi perorangan/ dirinya sendiri. Apabila kita mengedukasi perempuan, kita akan mengedukasi keluarganya" seperti yang sudah dikatakan oleh Ruby Manikan- India. Taman daun adalah komunitas yang berdiri sejak 21 April 1987 di Bluwa, Kelurahan Lewoleba barat, Kabupaten Lembata, NTT. Komunitas yang berdiri dengan pendiri Bp. Gregorius Batafor kemudian diteruskan oleh Bp. John San Juan Batafor sejak 2017 dan masih berkembang sampai sekarang.Â
Permulaan dari Kaum perempuan
Awal mula komunitas ini sangatlah sederhana. Komunitas ini dimulai dari kelompok Ibu-ibu di Lingkungan Bintang Kejora di desa Bluwa. Ketika Itu desa Bluwa hanya beranggotakan 10 KK (Kartu Keluarga). Mereka adalah perempuan-perempuan yang bekerja menenun/kegiatan Tenun Ikat, kegiatan ini dibayar oleh Bp. Gregorius sebagai pendiri awal, mereka dibayar sebesar Rp.1000 / anggota. Namun ternyata, anak-anak disana mulai tertarik untuk ikut dan Bp. Gregorius segera peka untuk menyiapkan buku-buku bagi anak-anak dari para Ibu-Ibu Bintang Kejora ini.
Masa Covid menjadi Titik TerangÂ
Dalam masa covid, Bp. John mulai kembali meneruskan dan mengembangkan dimulai dari bergerak di Edukasi Taman Baca. Komunitas Taman Daun juga membuat tempat cuci tangan dari gentong/ember bekas dan dijadikan wadah cuci tangan. Bahkan, beliau beserta teman-teman komunitas ini membuat masker untuk masyarakat dan tentunya dibagi secara gratis. Sehingga dari sini, Bp. John selaku penerus mempunyai fokus, ialah menjadikan Taman Daun tempat yang nyaman bagi masyarakat setempat dan Bp. John juga berharap dengan kenyamanan yang diberikan oleh Taman Daun, masyarakat terkhusus anak muda mau untuk bergabung dan mengembangkan komunitas ini di pulau Lembata. Komunitas ini mempunyai visi dan misi yang jelas. Visi nya, ialah Pembebasan, Solidaritas, dan Kesetaraan Hidup. Misi yang diberikan Bp. John adalah adanya kebebasan dalam pendidikan dan Taman Daun berusaha agar anak-anak disana tidak ada yang ketertinggalan pendidikan. Solidaritas juga perlu dibangun dengan baik untuk menciptakan kesetiaan dalam komunitas ini. Sehingga, misi ketiga berharap adanya kesetaraan hidup antara laki-laki dan perempuan dalam berbagai hal. Tantangan pasti dan selalu ada tetapi kita letakkan di belakang, kita sadar pro & kontra selalu ada, tetapi kita tetap berjalan karena niat baik dan untuk kepentingan orang banyak minimal ada yang mendapat dampak baik nya. Sehingga, mereka tidak terlalu menekankan tantangan yang ada, melainkan mereka akan terus melayani meskipun tantangan selalu berdatangan.