Menurut Black Law Dictionary Fourth Edition, actio jestimatoria memiliki definisi "Two names of an action which lay in behalf of a buyer to reduce the contract price proportionately to the defects of the object, not to cancel the sale; the judex had power, however, to cancel the sale.".
Dalam bahasa indonesia, maka definisi tersebut akan bermakna "dua subjek hukum melakukan perbuatan atas kuasa pembeli untuk mengurangi harga dalam kontrak secara proposional disebabkan kecacatan, bukan untuk membatalkan. Namun hakim memiliki kekuatan untuk membatalkan kontrak itu."
Asas ini sendiri dapat dibagi menjadi dua asas lain, yang meliputi actio jestimatoria/aestimatoria dan actio quanti minoris. Actio aestimatoria merujuk pada perbuatan penggugat yang mencari nilai kerugian yang dialaminya, sementara actio quanti minoris merujuk pada perbuatan subjek hukum yang mencari pengurangan beban harga yang harus dibayar karena penurunan kuantitas.
Dari hal ini, cukup jelas bahwa actio jestimatoria; actio quanti minoris merupakan asas perbuatan hukum perdata, yang terjadi secara khusus dalam hubungan kontraktual jual-beli antara para pihak. Dimana ketika terjadi sengketa pada kontrak yang disebabkan kurangnya kuantitas dari penyedia barang, maka harga pembelian dapat diturunkan, atau dibatalkan oleh hakim di pengadilan.
Asas ini tertuang pada Buku Roman Law oleh Hunter, pertama pada halaman 505 tentang Contract For Valueable Consideration, pada bagian Remedies. Dalam bingkai tersebut, actio aestimatoria berbunyi actio aestimatoria seu quanti minoris yang bermakna "this action is brought to reduce the price, not to cancel the sale. When this action is used, it was, however, in the power of the judex to cancel the sale."
Latar belakang hal ini menjadi suatu asas didasarkan pada sifat hukum kontrak. Kontrak merupakan perbuatan satu orang atau lebih mengikatkan diri terhadap satu orang atau lebih. Perbuatan mengikatkan diri ini dinterpretasikan sebagai perjanjian dan perjanjian memiliki dua bentuk, yaitu perjanjian lisan dan perjanjian tertulis. Perjanjian tertulis yang kemudian dikenal sebagai kontrak.
Tertuangnya perjanjian dalam bentuk tertulis memberikan intensi yang tidak mudah dirubah, lebih jelas, dan memberikan kepastian hukum yang lebih meyakinkan. Bentuknya juga beragam dan banyak ditemukan dalam spektrum koorporasi serta bisnis. Ketika kontrak tersebut dilanggar salah satu pihak, maka pihak tersebut dapat dikatakan melakukan wanprestasi.
Dari banyaknya jenis kontrak yang dapat ditemukan, actio aestimatoria seu quanti minoris kemudian merujuk pada kontrak penjualan (contract of sale.). Jenis kontrak ini merupakan kontrak yang dibuat oleh pembeli dan penjual untuk menjualbelikan suatu aset dengan menyepakati harga tertentu.
Pembeli dan penjual yang terlibat didalam kontrak tersebut biasanya juga melibatkan pihak lain seperti produsen dan konsumen antara lainnya, secara langsung atau tidak langsung. Hal tersebut biasa dilakukan untuk menjamin komoditas yang dikenakan valuta dapat terus bergerak sehingga bisnis dapat terus berjalan.
Ketika kemudian komoditas tersebut tidak memenuhi quota seperti yang tertuang pada kontrak, peristiwa tersebut biasanya langsung mengakibatkan wanprestasi yang dapat digugat dan dimintakan ganti rugi oleh pihak yang dirugikan. Pada konteks inilah, actio aestimatoria seu quanti minoris dapat diterapkan.
Actio aestimatoria seu quanti minoris kemudian digunakan sebagai pemulihan kerugian terhadap pihak pembeli yang mengalami kerugian karena pihak penjual melakukan wanprestasi, dan asas tersebut memaksa penjual melakukan tanggung jawabnya, yaitu dengan tetap membeli barang dari penjual, walaupun kemudian tidak dengan harga yang disepakati pada awalnya.