Mohon tunggu...
Joseph Jong
Joseph Jong Mohon Tunggu... lainnya -

What do u think about Asian face, American free mind, Australian 190cm body, Antartican blood, European lifestyle, African strength and Unclassified behaviour? - @josephhaylwill FE Universitas Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Ahok dan Awkarin

16 November 2016   14:01 Diperbarui: 16 November 2016   14:39 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi @PemprovDKI via Youtube

Ahok dinyatakan Bareskrim sebagai tersangka penistaan agama Islam. Penetapan sebagai tersangka tersebut bisa menjadi kabar baik bagi beberapa politikus,  Yang Keenam beserta anaknya, pencuri tingkat pemerintahan, sebagian kecil orang Muslim, dan pesainnya menuju DKI 1. Disamping itu, hal ini menjadi kabar menyedihkan bagi Yang Ketujuh, Yang Kelima, dan yang Kesatu dari akhirat beserta mayoritas masyarakat Indonesia.

Tidak dapat dibantah, Ahok memang beberapa kali berkata-kata kasar dilihat dari pedoman berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Kata-kata seperti: Gobl*k, Bren*sek. Anj*ng, Bangs*t, dan  T*i. Kata-kata tersebut ia tujukan kepada oknum-oknum jahat dalam pemerintahan atau masyarakat. Gaya berbicara tersebut sering dipermasalahkan karena tidak biasa dilakukan pemimpin politik sebagai public figure.

Berbeda konteks, kata-kata kasar seperti bren*sek. anj*ng, bangs*t,  juga beberapa kali diucapkan oleh Awkarin di media sosial. Lebih jauh lagi Awkarin juga mengucapkan kata-kata kotor seperti ngent*t, tok*t, dan ti*it. Perbedaannya, Awkarin mengatakan kata-kata tidak baik tersebut secara mengumpat karena kebiasaan. Dampaknya lebih spesifik yaitu kalangan muda saja, bukan masyarakat luas. Umpatan tersebut sering muncul saat dalam obrolan sehari-hari yang ia abadikan. Akibatnya, Awkarin dipanggil KPI beberapa waktu lalu.  

Baik Ahok dan Awkarin, keduanya sama-sama orang yang dominan dalam kalangannya. Pemimpin di kalangannya, aktif berekspresi, dan sering mengemukakan pendapatnya. Keduanya sama-sama memiliki idealismenya yang besar, Ahok dalam menjunjung keadilan masyarakat dan Awkarin dalam menjunjung kebebasan remaja.

young-lex-awkarin-bad-582c0d32137f61c40677d756.jpg
young-lex-awkarin-bad-582c0d32137f61c40677d756.jpg
Ahok dan Awkarin sangat sering muncul di media sosial. Ahok sering direkam saat meeting,bersosialisasi dengan warga, dan menanggapi wartawan. Awkarin sering merekam dirinya sendri saat bersama teman, jumpa fans, dan program youtube. Dalam hal ini, Ahok sebagai public figure lebih rentan dan berisiko karena control yang dimilikinya tidak besar. Dia tidak bisa selalu mengatur kapan rekaman dilakukan, dari sudut pandang mana, kualitas video, persebaran, dan waktu publikasinya. Bahkan dia tidak bisa mencegah apabila videonya diedit orang lain dengan maksud tertentu. Jadi, apabila ia bersalah dalam satu kalimat saja, maka akan dipermasalahkan besar secara penyeberan dan pengulangan. Lain hal Awkarin. Ia masih bisa menentukan kapan ia merekam dirinya, mengedit videonya, sampai mempublikasikannya.

Hasil dari proses hukum yang dijalani Ahok tidak hanya akan menentukan peta politik di Jakarta saja, tetapi juga Indonesia. Terpilih atau tidaknya Ahok akan menentukan berhasil atau tidaknya pembangunan manusia dan kota di Jakarta. Berhasil atau tidaknya pelaksanaan pemerintahan daerah yang bersih dan tegas. Berhasil atau tidaknya peperangan dalam memajukan Jakarta. Karena kepemimpinan di Jakarta sangat strategis, maka juga akan memengaruhi pemerintahan Jokowi yang akan menghadapi periode kedua. 

Baik Ahok dan Jokowi dikenal sebagai kedua pemimpin yang bersih serta bekerja keras dan cerdas. Kasus ini dapat dikatakan permainan politik tingkat tinggi. 

Oleh karena itu, pihak selain penegak hukum yaitu tim kampanye, parpol pendukung, dan yang terpenting adalah Teman Ahok beserta relawan Ahok. Dikatakan yang terpenting karena Teman Ahok dan relawan-relawan Ahok kedekatan langsung dengan masyarakat dan beredar ditengah-tengah masyarakat. Masyarakat juga harus turut berperan kritis agar hal ini tidak menjadi permainan sedikit kalangan.

Dari kasus ini Ahok mendapat pengalaman berharga bahwa pemimpin bersih pun bisa dipidanakan. Oleh karena itu untuk kedepannya ia harus memiliki tim strategis yang mengontrol media sosial, yang cepat melaporkan atau menghapus penyalahgunaan video dan privasinya. Untuk Awkarin, kedepannya bisa menjadikan bulan suci Ramadan sebagai momentum memperluas jangakauan fansnya dengan pembawaan yang santun. Kelak, mungkin Awkarin bisa menjadi juru bicara Ahok untuk menjaring kalangan anak muda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun