Mohon tunggu...
Edy Apriyanto Sudiyono
Edy Apriyanto Sudiyono Mohon Tunggu... -

peacekeeping.......

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bandar Lampung “Love Story”

18 September 2010   07:36 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:09 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


st1:*{behavior:url(#ieooui) }
<!-- /* Font Definitions */ @font-face {font-family:"Cambria Math"; panose-1:0 0 0 0 0 0 0 0 0 0; mso-font-charset:1; mso-generic-font-family:roman; mso-font-format:other; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:0 0 0 0 0 0;} /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-unhide:no; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; margin:0in; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman";} .MsoChpDefault {mso-style-type:export-only; mso-default-props:yes; font-size:10.0pt; mso-ansi-font-size:10.0pt; mso-bidi-font-size:10.0pt;} @page Section1 {size:8.5in 11.0in; margin:1.0in 1.25in 1.0in 1.25in; mso-header-margin:.5in; mso-footer-margin:.5in; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} -->

/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt;
mso-para-margin:0in;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-theme-font:minor-fareast;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}

Untuk berpikir pun tidak sempat, berpetualang otak pun tidak mampu, atau melompati ruas pembatas ide juga tidak sampai. Sekelumit kisah sedang menghampiri para penyembah cinta, entah dimana, atau siapa, semua dihampiri.

……….

Samar-samar bunyi suara ponsel bergetar nyaring, telinga terkejut, sejurus menyambut, dan berbicara……

Bersamaan dengan berakhirnya aktivitas para penghamba uang, Rifkay pun segera bergerak mengibaskan badan untuk segera terbangun. Hari dimana untuk bersenang-senang, dihiraukan apapun yang ada disampingnya. Malas adalah hal lumrah, tidak terkecuali dengan si bujang ini.

Tidak ada yang berhasrat untuk bangun lebih cepat jika tidak ada sesuatu yang istimewa. Artinya, Rifkay mempunyai janji dengan hati untuk segera menepati. Janji dengan hati, manusia manapun tidak tahu, hanya yang mempunyai jiwa bebas saja yang bisa merasakannya. Merasakan kehangatan kebebasan setelah seminggu terpasung dalam dekapan materi dan “sahabatnya”.

Kalau kita ingat lebih cermat, bagaimana bisa seseorang yang setiap harinya hanya berkutat dengan rutinitas yang membosankan bisa hidup santai dan bahagia?? Mungkin hanya manusia yang berpikir lugas saja yang bisa merasakan hal itu. Uang dan “sahabatnya” lah yang kemudian membuat Rifkay berpikir keras untuk segera membuang jauh dua kata diatas.

………

Next, setelan anak bujang tempo dulu membalut seluruh tubuh. Baju alakadarnya, celana sedikit brutal, dilapisi slayer berwarna hijau tua, tak ketinggalan sepatu merk terkenal zaman Slank baru memulai debut di ranah musik Indonesia. Satu hal lagi yang tidak terlupakan, dan wajib untuk para bujang, rokok putih merk lokal.

Untuk hal diatas, Rifkay adalah rajanya, semua hal diatas harus terpenuhi jika ingin merasakan jiwa bebas dan cadasnya pergaulan. Entah ia akan pergi kemana hari itu, yang pasti menyambut hari “bebasnya” kaum pekerja harus dirayakan dengan penuh suka cita.

Suara ponsel yang membangunkannya tadi mungkin dari seseorang yang spesial. Adakah sesuatu yang menghalangi jika ada panggilan cinta menghampiri anda seketika itu?? Sepertinya tidak. Semua selalu gemerlap, bahkan bintang di langit pun serasa disamping pundak kita. Absolutely special, bagaimana tidak, parfum yang selama ini hilang dari peredaran tubuh belakangan melekat erat, entah merk apa lagi yang digunakannya.

Benar adanya, tunggangan yang teronggok disamping jemuran hari ini berguna, sparkling!!! Spesial, spesial, dan spesial. Dan tidak ada yang memberanikan diri untuk bertanya.

……….

Dikebut “janji” hati itu untuk berpacu dengan teriknya suasana kota. Bandar Lampung panas, udara lembab, semrawut, dan macet. Hanya yang berkantong penuh cinta yang mampu merasakan suasana seperti itu dengan nyaman.

Jam menunjukkan pukul 11.35 BBWI…..

Tempat yang menjadi peraduan pun belum nampak, didepan hanya ada pantat mobil angkot serta asap nya. Modal cinta yang besar yang membuat dia bertahan, seandainya hari itu adalah hari kerja tidak menutup kemungkinan ia akan berhenti dan bergumam hebat untuk segera menghina kota Tapis. Tidak untuk hari ini, “cuaca” sangat bersahabat, walau angkot senantiasa menggeser jalur pemberhentian.

Tempat itu semakin dekat, yang dituju akan segera sampai, hati semakin riang berwarna. Untuk kali ini harus berhasil. Dulu, kekecewaan adalah makanan, dan marah adalah minumannya, sekarang begitu jelas, perempatan itu semakin dekat.

Pukul 12.20 BBWI…..

Sampai tiba waktunya untuk lunch. Kuda besi mulai merengek minta minum, sedang hati meronta meminta segera bertemu, ini yang disebut syndrom merah jambu dan semua hal lupa seketika. Cek mesin terlupa, dan terjadilah sedikit peristiwa bodoh, manusia berbicara dengan barang mati, marah!!! Pukul satu adalah batas toleransi meeting penting itu, beberapa menit kemudian akan terjadi huru-hara jika tidak segera dibenahi, dan hal-hal sepele seperti kalimat diatas yang senantiasa tersaji dalam sejarah cinta di Republik ini.

Benar saja, mogok selesai, minuman habis, alamat buruk menanti. Sekian detik merupakan kekecewaan. Tempat pengisian minuman ringan untuk kuda besi masih jauh, 300 meter!! Sangat jauh untuk yang terburu-buru mengejar cinta. Jarak antara campur aduk bahagia dan meronta hanya sebatas kepalan tangan, silakan berteriak kalau ingin dianggap gila.

Apakah kejadian tempo hari akan segera berulang?? Tidak ada yang ingin déjà vu terjadi lagi untuk urusan kecewa, semua ingin bahagia. Rifkay pusing dua ribu keliling, alasan klasik tidak akan menyelesaikan persoalan. Cari ratusan ribu cara untuk membuat alibi juga sudah tidak mungkin, tinggal menghitung detik saja.

Sampai tiba waktu nya ada tukang ojek baik hati unjuk kebolehan. Menawarkan tumpangan. Disikatlah tawaran baik tukang ojek itu, kuda besi dititipkan di sekitaran toko terdekat dengan tujuan yang mulia. Bertemu sang Ratu!!!

………

Pukul 13.00 BBWI…..

2X45 menit berakhir, saatnya perpanjangan waktu. Tukang ojek yang menawarkan bantuan juga mulai melancarkan serangan membabi buta. Jalan Bandar Lampung yang hanya seuntai benang, sekarang menjadi kusut. Belak belok. Jalan menuju perempatan seakan berjarak ribuan kilometer, entah dimana perempatan itu. Sepertinya sirna sudah warna merah jambu hati Rifkay, berganti warna hawer-hawer kelabu.

Beberapa meter lagi Rifkay akan mencapai garis finish, apakah seseorang yang dimaksud sesuai dengan apa yang dibayangkan??

Finish, dan hanya terlewat beberapa detik dari perpanjangan waktu. Raut wajah sumringah bin nafsu seketika membakar. Jikalau dilukiskan, paras yang cantik, bibir sexy menggoda, dan untaian rambut panjang setengah pirang menghiasi lekuk tubuh sang pujaaan hati.

Mulai saat ini kita sebut nama wanita itu, Tray, maklum sangat menggairahkan. Sedikit cerita, Tray adalah anak seorang pengusaha kecil yang bermukim dipinggiran kota Bandar Lampung. Tray anak pertama dari tiga bersaudara, selanjutnya ia adalah panutan bagi adik-adiknya kelak. Ia mempunyai keinginan yang tulus untuk meneruskan usaha keluarganya, dengan maksud untuk mengembangkan usaha agar lebih baik.

…………..

Usaha gigih nan perkasa yang ditunjukkan Rifkay membuahkan hasil. Tray dengan beraninya langsung memberikan lambaian tangan untuk segera memulai petualangan “jalan kaki” bersama Rifkay hari itu. Dua orang modis seperempat gaul mulai berjalan menikmati keindahan kota, pelan dan perlahan, sembari bercanda dan tertawa lirih. Untuk sementara ini, warga Bandar Lampung cukup hanya sebagai penonton.

Toko Buku adalah halte pertama. Mutar muter, tengok kanan kiri, lihat-lihat, lanjut ke lantai atas, membaca buku. Satu buku terbeli, judulnya “Membina Hubungan Rumah Tangga” seharga kira-kira Rp. 7.600.-. Dari ribuan buku yang tertera dietalase, hanya itu yang menyita perhatian keduanya, tidak ada alasan lain kecuali, belajar.

Selanjutnya, mampir ke kedai bakso terdekat. Pesanan sangat spesial, dua mangkuk bakso plus es teh. Makan bersama dengan suasana romantis tahun 70an sangat terasa. Didalam kedai hanya mereka berdua yang terbilang pasangan baru, tetapi sangat romantis, saling menyuapi satu sama lain. Bercanda, tertawa, saling mengejek kecil, tertawa lagi, bercanda, diselingi suapan kuah bakso menambah suasana semakin terkendali.

Selesai. Berjalanlah keduanya menuju mall kelas medium disekitaran Jalan Raden Intan. Memperhatikan sekitarnya, sembari terus bercanda dan tertawa, tak menghiraukan yang lain. Waktu menunjukkan pukul 16:32 BBWI, dan itu artinya hari telah menjelang sore. Ada kesepakatan diantara keduanya, bahwa antara mereka harus saling menghormati dan menghargai apa yang telah diberikan oleh orang tuanya yaitu, tanggung jawab.

Sebelum magrib limit sampai dirumah, harus ditepati. Sejurus kemudian Rifkay mendekap hangat pujaannya sembari berbisik, IloveU, terlalu indah untuk diceritakan. Keduanya berpisah, Tray pulang dengan senyum. Rifkay pulang dengan nada was-was. Harap maklum kuatir jikalau ada sesuatu dengan kekasihnya dijalan.

Sekelumit kecil dating para bujang. Terlebih, Bandar Lampung adalah kotanya “Love Story”.

……………

Bagaimana dengan nasib kuda besi Rifkay??? Tunggu kisah selanjutnya…………..

Ceritanya ngawur-ngawur ya?? Harap maklum, kedai kopi lagi sepi sih, haaaaaaaaaaaa, jadinya buntu.

………

Nama aktor dan tempatnya hanya mereka-reka saja dan judul diatas tidak mencerminkan isi cerita seutuhnya, ini hanya sebuah bualan ngisrut nafsu penjual kopi yang hilang ide belakangan ini.

DILARANG!! Mengkopi isi cerita dalam bentuk apapun, terkecuali anda minum kopi di Josephira Coffee dan siap menulis cerita diatas didaun lontar. Salam gokil!!!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun