Mohon tunggu...
Josephine Winda
Josephine Winda Mohon Tunggu... wiraswasta -

membaca itu candybar dan menulis itu lollypop, yummy !.... googling me windascriptease ;)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Gatot Tanpa Kaca [Part 1]

15 Februari 2014   18:59 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:48 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

[caption id="attachment_295771" align="aligncenter" width="500" caption="doc. pri"][/caption]

“Selamat sore Dhik Andari, apa kabarnya?”

Dengan gemetar Andari terpaksa duduk didepan cowok yang paling populer di sekolah karena nerd-nya itu. Barang antik, cupu! Model terbaru udah nggak keluar lagi kata semua teman di sekolah.

“Baik Mas Gatot. Ada perlu apa ya?”

Ndak ada perlu apa-apa, hanya rindu saja dengan Dhik Andari, memangnya tidak boleh datang kemari sekedar untuk bersua ya?”

Aduh! Andari sudah pusing dengan gayanya yang lebai dan masih harus mencerna kosa kata jaduls yang sering digunakan oleh mahluk ajaib itu.

“Boleh saja sih datang berkunjung Mas, tapi Ndari sedang ada tugas lain yang harus dikerjakan jadi nggak bisa lama-lama menemani Mas Gatot. Maaf ya?”

“Ohhh… Ndak apa-apa…Saya memandang wajah Dhik Ndari saja sudah merasa sejuk, tenang dan damai dalam hati.”

Emangnya aku AC ½ PK?

Gerutu Andari dalam hatinya. Sial memang, saat masuk di jajaran murid kelas satu, Andari kebetulan berada dalam kelompok yang dipimpin oleh Gatot, sang kakak kelas yang sangat ternama dari kelas tiga itu.

Bagaikan ketiban durian bagi Gatot saat ia dinobatkan menjadi pembina bagi gadis manis berponi dan selalu dikepang dua itu.

Bagaikan ketiban pulung bagi Andari ketika menyadari Gatot adalah salah satu pembina dalam kelompoknya, disamping Kak Nina dan Kak Sherly.

Ia sudah sering mendengar celoteh dari teman – temannya tentang Gatot.

Eh, kakak kelas kita ada yang aneh banget loh, namanya Kak Gatot. Orangnya menjemukan dan garing tapi maksa banget untuk eksis dimana-mana!

Buat teman-teman cewek harap berhati-hati soalnya dengar-dengar nih, Kak Gatot kalau sudah naksir cewek juga suka lebai dan pantang menyerah!

Dia dulu sering ditolak oleh beberapa cewek kelas tiga dan kelas dua. Jadi sekarang tampaknya  ia mulai membuka lahan baru di bagian anak-anak kelas satu!

Dengar-dengar lagi dia udah kepengen banget punya pacar!

Dan disinilah peran Andari muncul dalam kehidupan Gatot, menjadi gadis idaman, calon incaran berikutnya.

Andari mengamati lagi cowok aneh yang duduk didepannya itu. Mengenakan kemeja lengan pendek, tubuhnya kurus kerempeng, berkaca-mata pantat botol dan ekspresinya culun abis.

Wajahnya berharap banyak pada Andari. Berharap Andari tersenyum. Berharap Andari sedikit ramah. Berharap Andari mengambilkan segelas minuman. Segala macam harapan dari seorang cowok yang tak pernah terpenuhi oleh cewek manapun juga. Kasihan sesungguhnya!

Namun Andari hanya bungkam dan duduk diam disitu.

Mas Gatot, maaf tapi Ndari harus segera masuk ke dalam karena ada pekerjaan rumah yang harus Ndari selesaikan. Dan setelahnya Ndari sudah ditunggu ibu untuk pergi ke swalayan, menemaninya membeli kebutuhan rumah tangga. Mungkin lain kali saja kita ngobrol lagi?”

Gatot lalu tersenyum, sesungguhnya ia memiliki gigi gingsul yang membuatnya terlihat sedikit manis. Sayang hal itu terkubur dalam keseluruhan paket gaya penampilan yang norak bin ajaib!

“Oh ya…maafkan saya Dhik Ndari. Saya kok tidak peka kalau Dhik Ndari sedang ada keperluan. Baiklah saya pamit dahulu. Bagaimana kalau hari Jumat saya datang kembali bertandang sore-sore pada jam yang sama seperti ini Dhik?”

Dengan tersenyum kecut Andari buru-buru menganggukkan kepalanya. Bagi Andari apapun akan ia iyakan asalkan cowok aneh itu segera berlalu dari hadapannya.

Dengan lega ia menyaksikan saat Gatot dengan susah payah menstarter motor-tuanya untuk segera berlalu dari rumah Andari. Dari dalam rumah didengarnya suara tawa cekikikan, dengan gusar ia menoleh dan ternyata benar!

Kedua adik kembarnya, Maestika dan Maesiwi sedang tertawa tergelak-gelak menyaksikan kepergian Gatot yang berusaha menjaga keseimbangan agar tak terguling dari motornya saat menginjak pedal gas untuk berlalu.

part 2

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun