Mohon tunggu...
Josephine Winda
Josephine Winda Mohon Tunggu... wiraswasta -

membaca itu candybar dan menulis itu lollypop, yummy !.... googling me windascriptease ;)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Guna - Guna Lelaki Muda

7 Februari 2014   13:43 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:04 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="" align="aligncenter" width="550" caption="foto: bukukuini.wordpress.com, sarkozy"][/caption]

Beberapa pengunjung baru saja melayat seorang pria paruh baya. Lelaki itu dikenal supel, baik hati, ramah, religius dan sangat disukai oleh tetangga - tetangganya. Proses sakitnya sangat cepat. Berobat ke dokter, langsung diperiksa dan ditemukan bahwa beliau menderita cancer stadium empat. Sebuah vonis yang rasanya tak masuk akal bagi orang yang awalnya hanya mengeluh sakit pinggang!

Banyak tetangga yang menyayangkan bagaimana seorang yang demikian baik, begitu cepat berpulang dan dipanggil Tuhan, dengan jalan yang demikian misterius. Setelah divonis sakit, dalam waktu perawatan selama empat puluh lima hari kemudian langsung berpulang.

Demikan banyak keraguan, penyesalan dan kesedihan. Lalu seseorang dengan diam - diam membuka sebuah kisah.  Perihal apa yang menyelimuti kepergian pria paruh baya tersebut.

Sang pria paruh baya memiliki jabatan yang cukup tinggi dikantornya. Pada suatu ketika ada seorang lelaki muda yang menjadi karyawannya. Pria muda ini dikenal sebagai ujung tombak bagian penjualan. Namun ada banyak laporan dari para pelanggan tentang penggelapan yang dilakukan pria muda ini. Penggelapan yang dilakukannya juga terbilang tidak sedikit, hingga berpuluh juta rupiah.

Begitu banyaknya laporan dan tekanan, pada akhirnya si pria paruh baya harus mengambil keputusan untuk memindahkan pekerjaan si karyawan muda. Pria paruh baya hanya melaksanakan tugas sesuai dengan yang diminta atasannya dan para pelanggan. Ia bukanlah orang yang memutuskan secara semena - mena ataupun menuruti emosi pribadi sebagai petinggi yang memiliki kuasa. Ia orang yang penuh kasih dan sangat bijaksana tetapi tugas menuntutnya bersikap tegas.

Dipindahkan ke bagian lain, membuat si lelaki muda kehilangan mata air kenikmatan yang biasa dicecapnya. Dalam bilangan puluhan juta rupiah yang biasa di kantongi, kini ia harus menyesuaikan diri dan kebutuhan dengan gaji seadanya. Kemewahan yang biasa dirasakannya hilang, ia merasa sakit hati dan sangat menderita. Hingga pada akhirnya si lelaki muda ini memutuskan untuk keluar bekerja.

Pria paruh baya merasa bersalah karena pemindahan yang dilakukannya membuat lelaki muda itu tidak bahagia bahkan pergi dari perusahaan tempat mereka bekerja. Pada sebuah acara perpisahan kedua pria itu bersalaman. Si paruh baya menekankan bahwa ia meminta maaf, perpindahan itu bukanlah kemauannya tetapi keputusan yang diambil oleh banyak pihak. Lelaki muda hanya tersenyum tak menanggapi.

Beberapa hari kemudian si paruh baya langsung tersungkur sakit dan empat puluh lima hari berikutnya berangkat ke alam baka.

Si pembawa kisah menambahkan dengan dramatis. Sesuatu telah dilakukan terhadap diri pria paruh baya itu. Sesuatu telah diletakkan oleh si lelaki muda, hal yang memperparah dan mempercepat penyakitnya. Kami semua yang mendengar hanya merinding dan merasakan kuduk kami berdiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun