Mohon tunggu...
Josephine Setyarini
Josephine Setyarini Mohon Tunggu... -

selalu ingin berbagi ..

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Insinyur Sipil Berbagi Inspirasi; Kuat, Percaya Diri, Jujur dan Persahabatan

21 Juni 2013   13:31 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:39 380
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1371796153124250225

Ditulis untuk mengenang hari Selasa, 18 Juni 2013. Kelas Inspirasi Depok. Kata Inspirasi yang sudah menjadi kata kunci dari malam hari hingga pagi hari bahkan sampai hari ini. Meskipun sudah dua kali mengikuti Kelas Inspirasi tetap saja kata terharu dan terpukau hingga meneteskan air mata hadir di hari itu. Bersama dengan keluarga baru dari Kelompok 11, redaktur Mbak Martina, reporter Mbak Dennie, videografer Mas Buche, bu Dosen Wulan, pengusaha muda kakak Semacynthia, advertising mbak Dian dan kakak Tazkia, HRD Ibu Dian, juga akuntan Mbak Ima, fotografer Mbak Fanny dan Mas Kiddo dengan komandan barisan Trainer Mas Dwi Ishak. Semangat di pagi hari mengajak kita berkumpul di SDN Depok Jaya 2, Jalan Nusantara Raya Depok. Berkumpul, membagi tugas, kertas dengan ketikan jadwal mengajar di kelas 1 sampai dengan 5, dimana setiap kelas terdapat paralel kelas yaitu A dan B. Peralatan mengajar menjadikan ruangan guru menjadi terasa penuh, karena ada replika televisi, video, bahkan mic dari reporter, replika jembatan bu dosen, gambar gedung dan pondasi dari insinyur sipil sampai contoh pakaian dari pengusaha. Hari Selasa itu, saatku membagikan cerita apa profesiku selama ini. Teriakan Insinyur dari anak kelas 2, dan acungan jempol hampir satu kelas dengan jumlah murid 24 orang menyatakan ingin punya cita-cita menjadi Insinyur menambah semangatku untuk membagikan cerita.  Diawali dengan gerakan seolah-olah membuat balon yang besar yaitu mengerakkan kedua tangan membuat lingkaran besar dan saat kedua tangan bersentuhan pada hitungan ketiga kami sekelas meneriakkan kata INSINYURRRRRR.......... menjadikan kelas lebih bersemangat. Ceritaku tentang gedung, bagaimana gedung itu bisa berdiri, dibantu gambar berwarna yang diprint, membuat anak-anak bisa memahami bahwa bangunan gedung yang tinggi itu bisa berdiri karena ada andil salah satu profesi yaitu Insinyur Sipil. Saat anak-anak aku ajak untuk menjadi tiang pondasi, suasana kelas menjadi hening sesaat, karena gerakan kita hanya berdiri dengan sikap sempurna, kedua tangan diangkat dengan telapak tangan terbuka diatas kepala seolah-olah diatas telapak tangan kita ada bangunan gedung. Posisi seperti itu dengan hitungan 1 sampai 10 membuat suasana kelas hening. Mendadak menjadi ramai saat aku berkata bahwa ada gempa yang mengguncang bangunan gedung kita sehingga gedung kita roboh, teriakan anak-anak waaaaaa.... oooooo.... Sesi bermain adalah langkah selanjutnya untuk memberikan Inspirasi seorang Insinyur Sipil. Gedung atau bangunan tinggi yang kita topang saat berdiri dg sikap sempurna tadi diwujudkan dalam bentuk bangunan menggunakan sumpit dan disusun bergantian diantara anak-anak dalam satu kelompoknya. 100 sumpit harus disusun, dan gedung atau bangunan tinggi yang sudah jadi akan ditutup dengan potongan karton board sebagai tanda tugas seorang Insinyur selesai dan teriakan anak-anak INSINYURRRRR...... Tak lupa peran fotografer mengabadikan bangunan tinggi tersebut dengan para Insinyur cilik yang membangunnya. Ternyata waktu 30 menit dalam pengajaran tersebut dirasa sangat kurang, karena masih banyak Inspirasi yang ingin kami tularkan dan sebarkan untuk mereka. Tetapi itulah misi para Inspirator, bahwa dengan 30 menit di satu kelas mengajar semoga dapat memberikan mereka Inspirasi selamanya. Sharing Inspirasiku adalah bagaimana bersikap jujur, bekerjasama dalam satu tim, kompak, saling menghargai dan saling menghormati juga harus bisa menjadi anak Indonesia yang kuat, percaya diri dan kokoh seperti kokohnya replika bangunan tinggi yang mereka susun. Keringat bercucuran selesai mengajar, bukan pertanda kelelahan. Suara serak setelah 30 menit mengajar, bukan juga pertanda menyerah. Tapi Inspirasi tanggal 18 Juni 2013 tersebut ternyata memberikan hidupku pun terinspirasi, terutama bagi kehidupanku sehari-hari, dimana aku masih perlu membimbing dan menjadi orang tua bagi putri semata wayang Graciella yang hari itu pun ikut menjadi murid hingga menjadi asisten pribadi saat mengajar anak-anak di SDN Depok Jaya 2. Para Inspirator, tiada kata lelah, tiada kata menyerah. Ayo teruskan perjuangan kita ini untuk memberikan Inspirasi kepada anak-anak Indonesia harapan bangsa. Kutipan di status Facebook hari ini muncul kembali di tulisan ini supaya kita bisa refleksikan dalam keseharian kita. "Harta ditemukan; terpukau dengan anak-anak, terkesan dengan keluarga baru para Inspirator, semangatnya para Fasilitator". " Hatimu ada; tidak akan tergantikan saat hati kita bertemu dan terjalin persahabatan yang erat" Untuk anakku Lala: inilah cerita kita di hari Selasa 18 Juni 2013, dimana kita sudah saling mengisi agenda kita dengan penuh cinta dan kasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun