“The tounge is a small thing, but what enormous damage it can do.”
Kala ini, kekerasan yang marak bukanlah kekerasan fisik, melainkan kekerasan verbal. Sebenarnya, apa sih itu kekerasan verbal? Kekerasan verbal adalah kekerasan yang berasal dari mulut atau nonfisik melalui kata-kata. Kekerasan ini tidak hanya ada di dunia nyata, tetapi di dunia maya. Bahkan, kekerasan ini jauh lebih terkenal di dunia maya. Mengapa?
Pertama, saya ingin mengambil dari sisi youtuber/actress. Sebagai penyuka tontonan internet, melihat kekerasan verbal merupakan hal yang tidak mengherakan. Karena ketenaran para artis atau youtubers itulah yang banyak menimbulkan pro dan kontra dalam masyarakat. Namun, kontra tersebut bukanlah kontra yang dapat diterima, melainkan kontra yang bersifat menjatuhkan.
Tahukah kalian bahwa tidak sedikit dari mereka (penerima) yang merasa terkucilkan? Bahkan merasa harga diri mereka melayang atau hilang. Komen-komen seperti “Ih genit banget sih!”; “sok tenar banget lu” ; “ ga suka deh sama cara lu berpakaian, kaya bukan orang terhormat”; dan lain-lainnya. Mungkin bagi para haters, hal itu adalah hal yang biasa atau mungkin bercandaan, tetapi bagi sang penerima, hal itu merupakan bom yang menghantam batin mereka.
Menurut saya pun, tidak ada pihak yang berhak menjatuhkan. toh itu hak mereka untuk berlaku seperti, tidak ada urusannya dengan kita. Yang ada hanya menambahkan kerjaan kita sendiri dan nambah dosa.
Perlu diingat, "Kekerasan fisik mungkin menyakitkan tubuh, tetapi kekerasan verbal jauh lebih menyakitkan." Kata-kata merupakan hal yang paling kejam yang pernah ada. Kata-kata bisa membunuh jiwa seseorang. Satu kata saja dapat merubah segalanya.
So, jangan main-main dengan kata-kata ya, guys!
