Untukmu yang Selalu Demam kala HujanÂ
Senja itu langit AmbonÂ
memendam muram Di sudut-sudut temaram,Â
sebentar lagi malamÂ
Aku tak peduli pada basah yang membuat jari-jari ini keriput
Sesekali aku mengintip dibawah rinai pada senyummu yang lembut Aku menari,Â
melompat-lompat di atas rerumputanÂ
Kau melihatku dan tawamu pecah di atas ranjangÂ
Kulambaikan tangan ke arah kaca tembus pandangÂ
Menyapamu yang demam penuh harap kesembuhanÂ
Selimut itu tersibak dengan kaki-kakimu yang melangkah mendekatÂ
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!