Pada tanggal 25 Juli 2023 kemarin saya mengikuti kuliah tamu mengenai Peluang dan Tantangan Pemilu 2024 di Era Digital sebagai pengganti kelas Pancasila. Adapun rangkaian acara diawali dengan berdoa sesuai dengan iman Katholik, lalu dilanjuti dengan menyanyikan lagu kebangsaan kita yaitu Indonesia Raya dan kami juga menyanyikan lagu Hymne Universitas Katolik Parahyangan. Selama menyanyikan kedua lagu tersebut, kami bernyanyi sambil bangkit berdiri.
Setelah itu kami dipersilahkan duduk dan salah satu dosen pancasila kami yaitu Pak Edy Syahputera selaku ketua pelaksana kuliah tamu ini memberikan sedikit kata sambutan. Lalu, dilanjuti dengan mendengarkan kata sambutan lagi dari salah satu mahasiswa Universitas Katolik Parahyangan yaitu Bintang Satria sebagai moderator selama acara berlangsung. Selanjutnya pembicara pada kuliah tamu ini dipersilahkan maju untuk menyampaikan topik yang akan dibahas pada perkuliahan tersebut.Â
Pembicaranya adalah Dr. Adiyana Slamet yang menjabat sebagai ketua Komisi Penyiaran Indonesia-Jawa Barat. Pemilu adalah proses pemilihan umum untuk menentuka siapa yang akan menjabat suatu posisi dalam dunia politik. Pada saat ini, Indonesia sedang berada di era digital dimana kebanyakan sumber informasi didapatkan dengan mengakses internet.Â
Revolusi industri 1.0 ditandai dari penemuan mesin uap oleh James Watt (1784), selanjutnya revolusi industri 2.0 ditandai dengan penemuan listrik oleh Thomas Faraday dan lampu listrik oleh Thomas Alfa Edison (1870), revolusi industri 3.0 ditandai dengan penemuan komputer dan internet (1969), dan revolusi industri 4.0 yaitu era digital pada saat ini dimana internet masa kina mencapai kecepatan 5G dengan munculnya kecerdasan buatan. Kesinambungan antara pemilu dan era digital pada saat ini adalah dengan berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi, hal ini mempengaruhi banyak aspek dari pemilu :
- akses informasi yang mudah misalnya seperti memahami pandangan maupun program dari calon pemilu tersebut.
- Menggunakan platform media sosial sebagai alat kampanye.
- Menganalisis data hasil pemilu lebih efektif.
Adapun media sosial mempunyai keuntungan dalam penggunaannya yaitu dapat diakses oleh siapapun juga kapanpun dan media dapat memberikan informasi dengan jumlah tidak terbatas. Karena media sosial merupakan platform yang paling mudah untuk menyebarkan informasi jadi hoaks muncul dimana-mana. Hoaks/ berita palsu dapat dijadikan strategi dalam menjatuhkan lawan calon pemilu untuk menguntungkan dirinya sendiri. Selain itu Hoaks dapat menyebabkan disintegrasi bangsa misal munculnya konflik antar golongan dan mangancam kesatuan bangsa.
Dalam perkuliahan tamu ini dapat disimpulkan bahwa peluang dari era digital ini dalam pemilu adalah sebagai calon pemilu dapat memanfaatkan platform media sosial sebagai alat untuk berkampanye selain itu dalam perhitungan hasil suara dapat lebih efektif. Selain itu tantangan dalam pemilu dalam era digital ini adalah banyaknya berita hoaks yang beredar pada sosial media.
Setelah pembicara selesai menyampaikan informasi terkait topik yang dibawakan, kuliah tamu ini ditutup dengan doa penutup.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI