Mohon tunggu...
Jose
Jose Mohon Tunggu... Guru - Saya Hose merupakan seorang guru. Saya memiliki pengalaman mengajar masih sangat mudah, kurang lebih empat tahun. Dan saya memiliki kesempatan menulis kolaborasi serta memiliki karya pribadi.

Saya Hose merupakan seorang guru. Saya memiliki pengalaman mengajar masih sangat mudah, kurang lebih empat tahun. Dan saya memiliki kesempatan menulis kolaborasi serta memiliki karya pribadi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Miskonsepsi Kemerdekaan Guru

17 Maret 2024   11:56 Diperbarui: 17 Maret 2024   12:03 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Penyerangan sepihak, ketika guru sedang mengajar di dalam kelas; pemukulan guru dalam dan di luar kelas” ungkap Bapak Palasius(12/03/24).  

Apakah ini sebuah sabotase kemerdekaan guru? Beragam pandangan akan diungkapakan dari berbagai sudut padang beragam tentang pertanyaan ini. Bila ditilik dari aksi, suatu tidakan yang dilakukan oleh pelaku telah malampaui batas, what should I do? 

What should I do, sebuah pertaanyaan awal yang harus direfleksikan sebelum melakukan sebuah aksi. Akan tetapi, tidak mudah untuk direfleksikan bila emosi melingkupi proses berpikir yang tidak tenang. Emosi dapat membutahkan perilaku yang berakibat fatal. Ketika terjadi sebuah aksi kekerasan, siapa yang disalahkan?

Sejenak menarik napas perlahan-lahan, sambil mengingat kembali kejadian yang telah berlalu. Saat itu, kita akan menyesal, “ya” sungguh menyesali perbuatan yang telah berlalu. Akan tetapi penyesalan tidak memanusiakan kita. Sebab apa yang dilakukan telah melukai psikologis kedua pihak.

Bukan sekadar luka psikologis, tentu nama baik di mata publik. Siapa yang mengembalikan nama baik kedua pihak? Era percepatan informasi telah mengulas beragam cara untuk medesain sebuah berita agar sesegera mungkin dikonsumsi oleh nitizen. Judul yang menarik dari sebuah berita dapat memviralkan sebuah kejadian yang terjadi di sebuha pelosok desa.

Dunia saat ini, ada digenggaman tangan kita. Orang tidak lagi harus menghabiskan waktu yang lama, uang dengan jumlah yang besar untuk mengetahui sebuah informasi di suatu tempat. Gawai adalah alat digital pengkonsumsi sebuah informasi dari beragam pelosok daerah, hingga kanca internasional yang dapat dinikmati oleh nitizen.  

Apakah sebuah perbuatan telah mendapatkan gambaran awal, bahwa ketika saya melakukan aksi ini, akan diliput, di capture-menangkap sebuah gambar, bahkan divideokan untuk dijadikan konten publik?

Rasanya, penyesalah selalu datang ketika masalah bertubi-tubi melingkupi aktivitas keseharian. Jika terjadi masalah, bukankah pekerjaan kita terbengkelai? Kita meninggalkan aktivitas di kantor, di ladang, dll. Beruntung, bila kita memiliki simpanan uang untuk memenuhi kebutuhan dalam rumah tangga. Bila tidak, siapa yang akan membantu memenuhi kebutuhan hidup dalam keluarga? Bila bekerja, Anda akan mendapatkan uang, atau sebaliknya, ungkapan familiar di tengah publik. 

Sungguh ironis peristiwa yang telah terjadi di sekolah SMAN 1 Lembata. Ada kesalahan fatal yang mencoreng identitas guru dan orang tua, karena perilaku dari seorang anak. Sungguh orang tua terjebak dan tidak banyak berkata, sebab semua telah terjadi.

Seorang anak berada di bangku sekolah kelas II SMA, merupakan masa kritis. Masa ini dapat dijumpai bahwa “ada perilaku labil yang dilakukan seorang anak”. Anak dapat menciptakan sebuah informasi “bisa saja informasi benar-benar riil, atau ada unsur rekasaya dari informasi yang disampaikan anak kepada orang tua”. Ini adalah sebuah prediksi, tetapi tidak mutlak.  

Komunikasi asertif adalah cara yang harus dilakukan orang tua agar mendapatkan informasi yang akurat, kredibel, seperti cross check dengan pihak guru atau lembaga pendidikan untuk mendapatkan keterangan dari kejadian yang dialami.  Berdasarkan informasi yang dikutip Penulis dari Ibu Karlin Lewar (12/03/2024) “ayah dan kakaknya menerobos masuk kelas, tanpa ada mediasi perjumpaan dengan pihak sekolah pada saat itu”.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun