Mohon tunggu...
Jose
Jose Mohon Tunggu... Guru - Saya Hose merupakan seorang guru. Saya memiliki pengalaman mengajar masih sangat mudah, kurang lebih empat tahun. Dan saya memiliki kesempatan menulis kolaborasi serta memiliki karya pribadi.

Saya Hose merupakan seorang guru. Saya memiliki pengalaman mengajar masih sangat mudah, kurang lebih empat tahun. Dan saya memiliki kesempatan menulis kolaborasi serta memiliki karya pribadi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Berpikir Strategi (Strategic Thinking)

9 Februari 2024   14:18 Diperbarui: 9 Februari 2024   14:27 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Berpikir strategik bukan suatu hal yang mudah. Ia membutuhkan latihan terus-menerus. Dan bahkan hal yang esensial sebelum kamu melakukan proses berpikir lebih dalam adalah kamu harus memiliki kepedulian tentang dirimu, masalah yang kamu hadapi, bahkan kamu sedang merencanakan untuk memenangkan sesuatu dalam perencanaan hidupmu.

Nah, bangunlah awareness dalam dirimu agar kamu bisa menjadi dirmu untuk dirimu yang sedang berjuang untuk menjadi pemenang dari sekian banyak populasi manusia di dunia ini.

“Hanya dirimu yang mampu menjadi Pemenang”, sebab menjadi pemenang adalah cara kamu memanfaatkan segala potensi yang kamu miliki, kamu mengeluarkan semuanya, dan kamu rasakan, effort yang kamu lakukan tidak sia-sia itu, karena kamu telah memberi dirimu semakin memiliki potensi sebagai problem slover

Selain kita menyadari menjadi problem slover, seharusnya menyadari bahwa apa yang kita lakukan adalah cara kita menerapkan strategic thinking. Kita sedang menata diri untuk melihat dua hal, zoom in and zoom out.

Zoom in adalah cara kita melihat potensi dalam diri kita, termasuk bagaimana kita mampu memecahkan masalah yang didukung oleh ilmu pengetahuan yang kita miliki, pengalaman menghadapi situasi yang berbeda, bagaimana kita menempatkan perasaan kita, bahkan bagaimana kita berpikir tentang orang lain: apakah kita memiliki porsi lebih banyak untuk berpikir tentang keburukan orang lain atau kebaikan orang lain. It's come from your detemined and decission. 

Zoom out adalah cara kita melihat cakrawala dunia yang penuh dengan tawaran mengiurkan, persoalan personal, persoalan yang sedang di hadapi oleh orang lain, dan seterusnya.  

Nah, dari dua hal itu, kita perlu melihat diri kita: apakah saya seorang complainer atau problem solver?

Bila kita memilih untuk belajar menjadi problem solver, sebenarnya kita sedang menata pikiran kita, Aku ingin menjadi pemang. Didalam proses berpikir kita sungguh-sungguh berpikir, mengevaluasi agar kita tidak hanya berpikir pada tingkat eksekusi saja. Dan cara berpikir seperti ini, kita bisa tergantikan oleh mesin.

Cara berpikir yang dimaksudkan adalah cara berpikir saat ini, dan jangka panjang, ada pertimbangan terhadap suatu hal yang akan terjadi, atau sesuatu yang akan kita terima. Berpikir adalah media membantu kita untuk memitigasi diri kita dalam mengahadapi resiko.

Apakah kita mau untu berpikir jangka panjang? Termasuk kita harus menyadari bahwa apa saja yang menghambat proses berpikir dalam dirimu? Ata suatu hal yang sedang kamu lakukan memiliki hambatan dari dirimu sendiri?

Kita melakukan sesuatu memiliki jejak, termasuk kita mengakui bahwa “saya bisa memecahkan masalah tersebut, karena saya menemukan cara”. Nah, apa yang Anda alami adalah “hasil dari proses berpikir terus-menerus”. Dalam berpikir tentu ada konten yang harus menjadi perhatian si pemikir. Tujuan agar kegiatan berpikirnya tertujuan pada sebuah konten, misalnya memecahkan masalah atau merencanakan sebuah project planning agar dapat terealisasi dengan baik. Hasil dari proses berpikir yang Anda rasakan adalah cara Anda memfasilitasi potensi dalam diri dengan keadaan sekitar sehingga terbentuklah “something get connecting and get manage”. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun