Mohon tunggu...
Jose
Jose Mohon Tunggu... Guru - Saya Hose merupakan seorang guru. Saya memiliki pengalaman mengajar masih sangat mudah, kurang lebih empat tahun. Dan saya memiliki kesempatan menulis kolaborasi serta memiliki karya pribadi.

Saya Hose merupakan seorang guru. Saya memiliki pengalaman mengajar masih sangat mudah, kurang lebih empat tahun. Dan saya memiliki kesempatan menulis kolaborasi serta memiliki karya pribadi.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Ngapain Kerja?

8 Februari 2023   22:52 Diperbarui: 8 Februari 2023   22:55 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Pagi sedikit mendung menghiasi lingkungan sekolah. Suasana ramai terkesima ketika mata mau memandang para siswa tengah berseliwiran.

Aku mencoba mengintip dari ruang guru. Ada siswa berjalan buru-buru karena terjemput oleh waktu yang semakin singkat. Pukul 6.30 WIB, semua siswa harus berada di lingkungan sekolah. Ini adalah sebuah aktivitas untuk melatih kedisiplinan diri: displin waktu, disiplin tanggung jawab, disiplin komitmen.

Apakah hanya siswa membiasakan diri displin waktu, datang lebih awal ke sekolah? Bukan. Bapak Ibu guru tentunya datang lebih pagi, bahkan pukul 06.00 WIB sudah berada di sekolah, karena ada yang bertugas sebagai piket.

Mengapa siswa dan Bapak Ibu guru melakukan hal ini? Tentu ada inner secret sebagai tujuan dari segala tindakan. Kita hanya melihat suatu hal yang nampak, tetapi hal terdalam dari seseorang melakukan sesuatu tidak kita ketahui secara pasti.

Seperti yang diungkapkan Aristoteles seorang filsuf realitas selalu membantu  pemahaman. Begitu pula kita memahami sesuatu dari orang lain ketika ada suatu hal yang kasat mata, dapat dirasakan, dan dipikirkan. Adakah hal yang diperoleh ketika kita sungguh mengalami hal ini?

Tentu saja, ya! Kita bisa merasakan hal itu karena inner voice yang mendorong kita untuk menumbuhkan rasa peduli. Rasa peduli dapat menumbuhkan rasa ingin tahu. Ada waktu yang kita luangkan untuk mendapatkan informasi lebih dari apa yang kita alami. Ketika kita sudah mencari informasi dan belum memberikan jawaban secara menyeluruh maka menimbulkan pertanyaan-pertanyaan mengugat untuk menemukan suatu hal lebih komprenshif. Di saat itulah, tanda bahwa ketika kita hadir bersama orang lain, mendengarkan informasi darinya, bukan sekadar hadir, dan tidak ada hal yang "menyantol di benak", tetapi kita sungguh menyadari, masuk dalam suatu hal yang dialami oleh orang lain. Apakah hal yang kita lakukan ini, termasuk tindakan agresif?

Kita tidak melakukan sesuatu secara agresif terhadap orang lain. Yang kita lakukan adalah kita sadar bahwa ia hadir memberikan hal positif bagi diriku. Apakah selalu hal positif yang kita dapatkan dari orang lain? Tidak. Bagaimana kita memandang terhadap informasi negatif yang kita peroleh?

Kita harus menumbuhkan budaya postif dalam diri, seperti menerima informasi negatif sebagai bentuk "hadiah". Dikatakan hadiah karena kita harus memandangnya bahwa tidak semua orang menerima informasi yang sama dengan kita. Nah, saat itulah kita diajak mengolah informasi tersebut sebagai bagian dari proses belajar memahami realitas, menerima serta merefleksikan sehingga menimbulkan budaya berpikir positif.

Sadar atau tidak, apa yang kita lakukan merupakan hasil dari proses "apa yang kita pikirkan". Pikiran dapat menggerakan segala cara. Tidak heran, masih banyak terjadi krimanal, atau masalah sosial disebabkan oleh cara berpikir yang salah. Pikiran menjadi agen perubahan bagi diri seseorang, bukankah demikian?

Pikiran menciptakan keberadaan seseorang. Seseorang dapat menyadari bahwa ia sedang berpikir, ia dapat mengungkapkan sesuatu, dll. Nah, itulah dahsyatnya pikiran manusia.

Nah, kita perlu waspada dengan pikiran. Pikiran dapat menciptakan kenyamanan diri. Kita dininabobokan oleh pikiran kita sendiri. Alhasilnya kita menjadi pribadi malas gerak (mager), "wenak bobok" di tempat tidur sembari bermain gawai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun