Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari senin (12/4/2021) jatuh sangat dalam hingga menyentuh -2%. Dibuka pada angka 6.080,792, IHSG sempat menyentuh angka terendah 5.942,714 hingga akhirnya ditutup di angka 5.948,569.
Selama tahun 2021, IHSG tercatat menyentuh harga terendah pada penutupan perdagangan tanggal 28 Januari di angka 5.862,352. Sementara catatan tertinggi terjadi pada penutupan perdagangan tanggal 13 Januari di angka 6.435,205.
Beberapa saham yang disebut-sebut penggerak IHSG juga mengalami penurunan cukup dalam. Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) pada hari ini dibuka di harga 4.390, pada perdagangan hari ini terkoreksi hingga -3,22% dan ditutup di harga 4.210.
Demikian pula saham Bank Central Asia (BBCA). Dibuka di harga 31.475, BBCA terkoreksi -2,18% di harga 30.325 pada penutupan perdagangan hari ini. Keduanya, baik BBRI maupun BBCA hari ini menyentuh harga tertinggi di harga pembukaan perdagangan.
Tumbangnya IHSG pada perdagangan hari ini juga ditandai dengan kejadian Auto Reject Bawah (ARB) sejumlah emiten saham. Dua di antaranya terjadi pada saham Perusahaan Gas Negara (PGAS) dan saham Bank Tabungan Negara (BBTN). Masing-masing terkoreksi mendekati -7% yaitu -6,82% dan -6,92%.
Sejak terjadinya pandemi covid-19, ARB telah diubah menjadi 7% (auto reject asimetris) untuk menahan penurunan harga saham dan IHSG secara signifikan. Jika ketentuan ini tidak diberlakukan, bukan tidak mungkin saham PGAS dan BBTN yang mengalami ARB hari ini bisa ambles jauh lebih dalam.
Tumbangnya IHSG pada perdagangan hari ini cukup mengejutkan. Pasalnya, CNBC Indonesia (9/4/2021) lalu melaporkan ada pertanda ekonomi Indonesia akan bangkit dari hantaman pandemi virus corona yang ditunjukkan dengan kenaikan tingkat konsumsi masyarakat.
Mengutip hasil Survei Konsumen Bank Indonesia (BI) periode Maret 2021, CNBC Indonesia melaporkan bahwa porsi pendapatan konsumen yang digunakan untuk konsumsi mencapai 74,4%. Catatan ini merupakan rekor tertinggi setidaknya sejak tahun 2012.
Harapan perbaikan kondisi ekonomi dalam negeri juga terkait dengan program vaksinasi covid-19 yang dilakukan Pemerintah. Sejak dilaksanakan pertama kali pada 13 Januari lalu, pemberian vaksin covid-19 terus meluas hingga menyasar kelompok lansia bahkan sudah mulai kepada masyarakat umum.
Pemberian vaksin covid-19 yang menyasar masyarakat lebih luas tentu saja diharapkan akan menyebabkan kekebalan kolektif di tengah masyarakat. Dengan demikian, tingkat kesehatan yang semakin membaik diharapkan dapat meningkatkan perekonomian dalam negeri.