Mohon tunggu...
Jose Hasibuan
Jose Hasibuan Mohon Tunggu... Guru - Seorang abdi bangsa

Tertarik pada dunia pendidikan, matematika finansial, life style, kehidupan sosial dan budaya. Sesekali menyoroti soal pemerintahan. Penikmat kuliner dan jalan-jalan. Senang nonton badminton dan bola voli.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

5 Aspek Penting sebagai Input Menuju Sekolah Vokasi Unggulan

17 November 2020   00:25 Diperbarui: 17 November 2020   10:44 899
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Siswa praktik menggunakan hand traktor untuk mengolah lahan pertanian | Dokumen Pribadi

Seorang anak yang tidak tertarik dengan dunia keuangan, tidak dapat dipaksakan untuk masuk SMK dan mengambil jurusan Akuntasi. Demikian pula anak yang tidak punya bakat di bidang seni, tidak bisa dipaksakan masuk SMK pada jurusan Seni Musik.

Karena itu, panitia PPDB SMK perlu mengadakan tes akademik dan psikotes. Tes akademik dilakukan untuk penjurusan siswa berdasarkan prestasi akademis. Sedangkan psikotes dilakukan untuk menggali minat dan bakat calon peserta didik.

#2 Aspek Sumber Daya Manusia

Jika Sekolah Vokasi telah mendapatkan input peserta didik yang tepat sesuai minat, bakat dan prestasi akademiknya, maka harus didukung oleh kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang baik pula. SDM di SMK meliputi Pendidik dan Tenaga Kependidikan, yaitu kepala sekolah, guru, tenaga laboran, teknisi bengkel dan pegawai bagian lainnya.

Sekolah Vokasi Unggulan harus memiliki peta kompetensi SDM dan program pengembangannya. Peta kompetensi SDM akan menolong sekolah untuk melihat sisi keunggulan dan kelemahan dari SDM yang ada.

Untuk mengatasi kelemahan yang ada, perlu dilakukan program pengembangan untuk meningkatkan. Jika guru yang ada belum memiliki kompetensi di bidang tertentu, maka perlu dilakukan pendidikan dan pelatihan (diklat) untuk memperlengkapi guru.

Secara periodik, sekolah perlu mengadakan program pengembangan SDM agar guru memiliki kompetensi kejuruan berstandar industri atau sertifikasi teknis. Dunia Industri selalu berkembang, karena itu perlu dilakukan upskilling agar kompetensi guru setara dengan yang ada di Industri.

Sekolah juga perlu memfasilitasi guru untuk melaksanakan magang di IDUKA. Selain untuk meningkatkan kompetensi guru, magang di IDUKA juga diperlukan agar guru memiliki etos atau budaya kerja IDUKA yang dapat ditularkan ke peserta didik.

Di level manajerial, Kepala Sekolah Vokasi selain harus memiliki kompetensi untuk melakukan supervisi terhadap guru, juga perlu memiliki kompetensi kewirausahaan. Kepala Sekolah yang tidak memiliki jiwa wirausaha tidak akan mampu mengembangkan pembelajaran yang berbasis wirausaha.

Pada hal salah satu tujuan dari Sekolah Vokasi adalah menghasilkan wirausahawan baru. Jika Kepala Sekolah dan guru tidak memiliki semangat dan kompetensi wirausaha, maka peserta didik tidak akan mendapatkan pendidikan kewirausahaan yang baik.

#3 Aspek Kurikulum dan IDUKA

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun