Dari hasil jajak pendapat tersebut, diperoleh kesimpulan bahwa 72,01% siswa menilai bahwa sekolah telah siap kembali melaksanakam KBM di sekolah dalam menuju New Normal. Sementara, persentase guru dan orang tua yang menilai kesiapan sekolah tidak mencapai angka 60%. Dari hasil ini, dapat disimpulkan bahwa siswa menunjukkan keyakinan lebih tinggi dari guru dan orang tua terkait kesiapan sekolah menuju New Normal.
Jika diperhatikan dari segi pelaksanaan sosialisasi protokoler kesehatan oleh sekolah, 81,44% guru menyatakan bahwa sekolah telah melakukan sosialisasi protokoler kesehatan covid-19. Sementara 36,33% orang tua dan 25,83% siswa menilai sekolah belum melakukan sosialisasi dengan optimal.
Mayoritas responden, baik dari kalangan siswa, guru maupun orang tua, menyatakan media sosialisasi protokoler kesehatan yang dilakukan sekolah adalah melalui jejaring media sosial dan melalui spanduk yang dipasang di depan sekolah. Hanya sedikit yang mendapatkan sosialisasi melalui video conference dan melalui pendekatan personal.
Bagaimana terkait keinginan kembali masuk sekolah?
Mayoritas guru, orang tua dan siswa berkeinginan kuat agar kegiatan belajar mengajar kembali dilaksanakan di sekolah. Hanya 10% siswa, 17,38% guru dan 20,10% orang tua yang tidak setuju Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) kembali dilaksanakan di sekolah.
Terkait kapan waktu yang paling tepat melaksanakan kembali KBM di sekolah, terdapat perbedaan pendapat antara guru, siswa dan orang tua. Guru menilai semester depan adalah waktu yang tepat untuk memulai KBM. Sementara, siswa dan orang tua menilai KBM di sekolah sebaiknya dilaksanakan setelah covid-19 berakhir.
Selama pandemi covid-19 ini, hampir 95% guru telah melaksanakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) melalui daring. Namun diakui, bahwa belum semua guru belum memanfaatkan Learning Management System (LMS) secara maksimal. Hasil ini dikarenakan tidak sampai 40% guru yang mengikuti pelatihan daring terkait pelaksanaan PJJ.
Dari hasil jajak pendapat tersebut, diketahui terkait kendala utama yang dirasakan dalam pelaksanaan PJJ adalah tidak semua siswa memiliki perangkat pendukung yang memadai. Signal internet yang tidak mendukung juga menjadi kendala, selain suasana di rumah yang tidak kondusif untuk melakukan kegiatan pembelajaran.
Untuk ke depannya, apabila New Normal Pendidikan dilaksanakan, orang tua dan siswa sangat berharap jika sekolah memberikan jaminan terkait penerapan protokoler yang ketat agar penularan virus corona dapat diminimalisir.
Terkait dengan hasil jajak pendapat ini, keputusan terkait penerapan pelaksanaan New Normal Pendidikan SMK harus tetap berdasarkan hasil pembahasan dan pertimbangan Gugus Tugas Penanganan Covid-19. Bagaimanapun juga, alasan keselamatan dan kesehatan siswa harus tetap menjadi prioritas utama.