Dalam rangka melakukan pencegahan penyebaran virus corona (covid-19), Kemdikbud saat ini telah menginstruksikan agar sekolah melaksanakan pembelajaran dengan moda daring. Seluruh aktivitas guru dan siswa selama ini telah dilaksanakan dari rumah.
Kini, setelah pemerintah mengeluarkan wacana New Normal dan Protokol New Normal, Kemdikbud melakukan jajak pendapat (Japat) untuk mengetahui pandangan orang tua, guru dan siswa SMK secara Nasional mengenai rencana pelaksanaan "Menuju New Normal Pendidikan SMK". Proses pengumpulan data dilakukan secara online melalui Website dan Group WahatsApp yang dilaksanakan tanggal 1-4 Juni 2020, dengan responden guru, siswa dan orang tua.
Bagaimana hasil jajak pendapat tersebut?
Hingga berakhirnya waktu pengumpulan data, ada 208.863 responden yang terdiri dari 70% siswa, 15% guru dan 15% orang tua. Jika diperhatikan dari jenis kelamin, ada 84.007 responden laki-laki dan 124.856 responden perempuan.
Dari hasil jajak pendapat, sebanyak 69,21% siswa menyatakan setuju terhadap pelaksanaan New Normal di Pedidikan SMK. Hasil ini lebih tinggi dari persentase guru dan orang tua yang setuju yaitu dengan persentase masing-masingnya 47,52% dan 48,46%.
Beberapa alasan utama siswa setuju dengan pelaksanaan New Normal adalah belajar dari rumah tidak efektif, merasa bosan belajar di rumah, dan terlalu banyak kuota internet yang dihabiskan untuk pembelajaran moda daring. Sementara alasan utama guru dan siswa setuju dengan pelaksanaan New Normal adalah terkait sekolah dijamin dapat menerapkan protokoler kesehatan yang ketat.
Para responden siswa dan orang tua yang tidak setuju terhadap pelaksanaan New Normal mengungkapkan alasan terkait kekhawatiran terhadap resiko saat perjalanan pulang-pergi ke sekolah. Sementara, para guru yang tidak setuju, mengungkapkan alasan ragu dengan penerapan protokol kesehatan ketat di sekolah.
Menarik untuk melihat bagaimana kesiapan sekolah menuju New Normal pendidikan SMK?