Mohon tunggu...
Jose Hasibuan
Jose Hasibuan Mohon Tunggu... Guru - Seorang abdi bangsa

Tertarik pada dunia pendidikan, matematika finansial, life style, kehidupan sosial dan budaya. Sesekali menyoroti soal pemerintahan. Penikmat kuliner dan jalan-jalan. Senang nonton badminton dan bola voli.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengingat Tuhan yang Omniscience, Omnipresent dan Omnipotent

24 Mei 2020   07:00 Diperbarui: 24 Mei 2020   12:14 8003
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penderitaan apa yang kita alami saat ini? Mungkin saat ini kita sedang merasakan sakit tubuh akibat virus covid-19. Virus yang menginfeksi tubuh, membuat kita mengeluh sakit hingga merasa lemah tak berdaya. Tak sedikit orang yang harus terbaring di atas ranjang rumah sakit selama berminggu-minggu hingga berbulan-bulan.

Mungkin kita tidak sedang sakit, tetapi virus ini telah membuat kita kehilangan orang yang sangat kita kasihi. Kematian tak terduga yang dialami salah satu keluarga atau kerabat, telah menimbulkan kekecewaan dan rasa duka yang mendalam.

Mungkin virus ini tidak berdampak bagi kesehatan kita, tetapi masa pandemi ini telah menyebabkan PHK dan merampas pekerjaan yang menjadi sumber penghidupan kita. Atau jika tidak sampai mengalami kehilangan pekerjaan, pendapatan kita semakin berkurang akibat regulasi yang ditetapkan oleh perusahaan.

Atau, mungkin kita bukan orang yang terdampak langsung atas Covid-19 ini. Tetapi mungkin saja ada pergumulan hidup pribadi dan keluarga yang bertahun-tahun kita doakan tetapi sepertinya Tuhan tidak kunjung menjawabnya. Entahkah itu pergumulan kesehatan yang menahun dan tak kunjung sembuh, atau pergumulan anak-anak yang menjadi beban dan membuat tawar hati.

Teladan Paulus ini, mengingatkan agar kita tidak terus berfokus pada diri kita dan setiap kesulitan yang kita alami. Berfokus pada diri sendiri, akan membuat kita melupakan Tuhan yang sudah mengasihi kita dengan sempurna.

Secara pribadi, saya kembali diingatkan, sesungguhnya saya adalah orang yang terus berutang pada kasih Tuhan itu. Masa pandemi Covid-19 ini sebenarnya adalah kesempatan besar bagi saya untuk membagikan kasih Tuhan yang telah saya terima kepada banyak orang.

Ada banyak orang di sekitar kita yang mungkin saja saat ini mengalami kesulitan dan penderitaan karena Covid-19. Ini mungkin cara Tuhan supaya kita belajar memberi dan melayani orang lain. Jangan sampai pandemi ini berakhir, tetapi kita melewatkan kesempatan untuk menjadi berkat bagi orang lain.

Selamat hari minggu. Tetaplah mengingat dan beriman kepada Tuhan yang Omniscience, Omnipresent dan Omnipotent. 

Tuhan memberkati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun