Prestasi olahraga bulutangkis Indonesia di pentas dunia tidak bisa dipandang sebelah mata. Dari tahun ke tahun, regenerasi atlet bulutangkis tanah air bisa dibilang berjalan cukup baik. Hampir setiap tahun, Indonesia selalu melahirkan juara dunia dari olahraga ini.
Tak terkecuali di even Olimpiade, bulutangkis kerap menjadi andalan Indonesia untuk mendulang medali emas. Di Olimpiade Rio de Janeiro 2016 misalnya, pasangan ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir berhasil melanjutkan tradisi emas Olimpiade setelah di partai final memupuskan harapan pasangan ganda campuran asal Malaysia.
Seyogyanya, Olimpiade Tokyo akan digelar pada 24 Juli - 9 Agustus 2020. Namun, sehubungan terjadinya Pandemi Covid-19, Komite Olimpiade Internasional (IOC) dan Jepang sepakat menunda even olahraga empat tahunan ini hingga tahun depan.
Menanggapi hal ini, BWF sebagai Federasi Bulutangkis Dunia akan berpikir ulang terkait mekanisme penghitungan poin bagi atlet yang dapat bertanding di Olimpiade Jepang 2021. Sebagaimana diketahui, sebelumnya batas pengumpulan poin berakhir pada akhir bulan April 2020. Namun sehubungan penundaan sejumlah turnamen, BWF terpaksa melakukan pembekuan ranking kualifikasi Race to Tokyo.
Sesuai dengan ketentuan BWF yang berlaku selama ini, setiap negara dapat mengirimkan maksimum 2 atlet dari sektor yang dipertandingkan. Untuk sektor tunggal putra dan tunggal putri, kuota maksimum ini dapat diambil jika terdapat 2 atlet yang masuk di rangking 16 besar kualifikasi perhitungan poin Olimpiade. Sedangkan untuk sektor ganda putra, ganda putri dan ganda campuran, kuota maksimum dapat diambil jika terdapat 2 atlet yang bertengger di rangking 8 besar.
Berdasarkan ranking kualifikasi Race to Tokyo pada tanggal 28 April 2020, bagaimana peluang tim bulutangkis Indonesia meraih medali emas di Olimpiade Tokyo 2021? Berikut analisa penulis sebagai Badminton Lover tanah air.
Sektor yang paling berpeluang meraih medali emas di Olimpiade Tokyo 2021 adalah sektor ganda putra. Pasalnya, Indonesia menempatkan 3 pasangan ganda putra di rangking 8 besar kualifikasi Race to Tokyo. Ketiga pasangan ini adalah pasangan Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo yang menempati peringkat pertama, pasangan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan di peringkat kedua, serta pasangan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto di peringkat keenam.
Penulis memprediksi tidak akan banyak perubahan ranking jika turnamen kembali diadakan dan perhitungan poin kualifikasi diaktifkan kembali. Ketiga pasangan ini diperkirakan akan bertahan di posisi 8 besar untuk meraih asa menuju Tokyo 2021.
Kemungkinan besar, tim pelatih ganda putra tetap akan menurunkan 2 pasangan pada rangking tertinggi yaitu The Minions dan The Daddies. Pilihan ini tentu dengan pertimbangan yang sangat matang mengingat kedua pasangan ini memiliki grafik permainan yang sangat stabil di sepanjang tahun 2019-2020. Selain sebagai peringkat 1 dunia saat ini, Gideon/Kevin adalah peraih juara di BWF World Tour periode 2019-2020. Sedangkan, Ahsan/Hendra adalah juara All England 2019, Juara Dunia 2019, serta juara World Tour Finals 2019.
Menilik rivalitasnya, Marcus/Kevin unggul secara head to head dengan sumua pasangan ganda putra yang berpeluang lolos ke Olimpiade Tokyo, kecuali dengan pasangan andalan tuan rumah Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe. Dengan pasangan rangking 5 dunia asal Jepang ini, Marcus/Kevin masih kalah unggul secara head to head 2 - 6. Selama libur turnamen saat ini, saya pikir Marcus/Kevin akan banyak mempelajari permainan Endo/Watanabe dan mempersiapkan diri dengan baik untuk dapat membalaskan kekalahan terakhir mereka di Final All England 2020 jika berpeluang berhadapan di Olimpiade Tokto 2021.
Sementara itu, pasangan Ahsan/Hendra justrumenunjukkan keunggulan secara head to head 6 - 2 atas pasangan Endo/Watanabe. Jika skenario Indonesia Open 2019 berulang di Olimpiade Tokyo mendatang, dimana Ahsan/Hendra dan Endo/Watanabe sama-sama ada di bottom half, bukan tidak mungkin Final Olimipade Tokyo 2021 sektor ganda putra akan tejadi all Indonesian Finals, yang artinya Medali Emas dan Perak Olimpiade 2021 akan menjadi milik Indonesia.