Mohon tunggu...
Jose Hasibuan
Jose Hasibuan Mohon Tunggu... Guru - Seorang abdi bangsa

Tertarik pada dunia pendidikan, matematika finansial, life style, kehidupan sosial dan budaya. Sesekali menyoroti soal pemerintahan. Penikmat kuliner dan jalan-jalan. Senang nonton badminton dan bola voli.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

5 Tips Hidup Cerdas, Agar Keuangan Tak Kandas

10 Mei 2020   07:35 Diperbarui: 10 Mei 2020   07:33 548
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar : depositphotos.com

Keempat, lakukan perencanaan keuangan dengan baik. Membuat perencanaan keuangan bukan berarti anda menjadi pelit atau kikir. Jika anda tidak punya perencanaan keuangan yang baik, maka uang akan menjadi tuan yang jahat, yang akan mengatur anda melakukan ini dan itu. Dengan perencanaan keuangan yang baik, akan menolong anda menjadi bijak dalam mengelola uang, dan melindungi anda dari budaya materialis dan hedonis.

Membuat perencanaan keuangan berarti mengatur porsi pengeluaran menurut proporsi yang seharusnya. Adalah tidak tepat jika alokasi pengeluaran untuk beli baju baru, jauh lebih besar ketimbang untuk beli makanan yang bergizi. Atau, budget untuk beli kuota internet jauh lebih banyak dari alokasi uang yang ditabung. Segala sesuatu perlu dibuat porsinya, misalnya, 5% dari penghasilan sebulan, harus disisihkan untuk investasi kesehatan seperti untuk olahraga dan rekreasi. Atau anda dapat juga menetapkan jika 30% dari gaji harus disisihkan untuk ditabung.

Kelima, sisihkan uang anda untuk dana amal dan sosial. Sisihkan, bukan memberi uang sisa-sisa. Anda perlu membiasakan 'memberi' bukan karena ada dana berlebih atau dana sisa untuk diberikan. Anda harus 'memberi' supaya ada keseimbangan hidup antara anda dan orang lain. Terutama di masa pandemi covid-19 saat ini, adalah kesempatan bagi anda dan saya untuk justru banyak 'memberi'. Berfokus dengan kesulitan diri, justru akan semakin menyulitkan hidup. Inilah saatnya kita saling peduli dengan saling belajar untuk memberi.

Jadikan 'memberi' sebagai life style. Saya belajar untuk menetapkan hati, bahwa sepuluh persen dari penghasilan bulanan saya, adalah bukan milik saya. Setiap menerima gaji bulanan atau bonus apapun, saya harus disiplin langsung menyisihkannya untuk dialokasikan sebagai dana amal atau sosial bagi yang memerlukan. Saya percaya jika saya belajar setia dalam hal mengelola yang kecil, termasuk setia menyisihkan 10% ini, saya akan diberikan kepercayaan untuk mengelola yang lebih besar lagi.

Kembali ke pertanyaan di awal tadi, pikirkan kembali apa jawaban anda atas pertanyaan tersebut. Apapun itu, semua adalah baik, asal anda punya sikap yang benar terhadap uang. Anda harus punya mimpi, karena itu akan membuat anda bergairah. Tetapi jangan lupa, seorang petinju yang berhasil, bukanlah ia yang sembarangan memukul tanpa perhitungan yang baik. Orang yang akan mencapai impiannya, adalah orang yang tidak sembarangan menggunakan uangnya, tetapi berusaha hidup cerdas, agar keuangannya tak kandas terutama saat-saat mengahadapi krisis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun