Ilustrasi Gambar : www.businessknowhow.com
Kemungkinan besar, dunia kampus akan sangat mengejutkan bagi sebagian besar mahasiswa, terutama bagi Anda mahasiswa baru. Anda akan memiliki fleksibilitas dan kemandirian yang tinggi untuk mengatur jadwal Anda sendiri.Â
Sampai SMA, waktu Anda mungkin sangat terstruktur dan terorganisir, segala sesuatu yang harus Anda lakukan sangat jelas. Meskipun di masa ini, orang tua terkesan sering menyebalkan dengan selalu berpesan "jangan lupa melakukan ini dan itu", namun harus diakui, bahwa ini membuat Anda tetap berorientasi pada banyak tugas yang ada.
Sebagian dari Anda mungkin terlena menikmati kebebasan baru di dunia kampus sehingga sulit menemukan bagaimana mengelola waktu agar segala sesuatu berjalan sesuai dengan yang Anda harapkan. Tiba-tiba Anda bisa jadi stres, waktu senggang Anda akan dipenuhi dengan tuntutan yang saling berbenturan satu dengan yang lainnya.Â
Terlebih di masa pandemi Covid-19 seperti saat ini, dimana aktifitas perkuliahan dialihkan di rumah secara online, belajar dari rumah terasa jauh lebih melelahkan ketimbang belajar di kampus. Tulisan ini akan menolong Anda untuk dapat mengatur waktu dengan baik dengan tetap menikmati indahnya dunia mahasiswa.
Apa kata Alkitab soal manggunakan waktu? Dalam Mazmur 90 : 12, Musa berdoa demikian, "Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana". Doa ini dinaikkan di tengah suatu periode sulit dalam sejarah bangsa Israel.Â
Saat itu umat Allah baru mengalami pendisiplinan dari Tuhan. Musa tergerak untuk berbicara kepada Allah, menyatakan betapa singkat serta rapuhnya hidup manusia dibandingkan dengan Allah yang kekal.Â
Dalam tulisan mazmurnya ini, Musa banyak merenungkan tentang makna perjalanan hari-hari hidup manusia, khususnya hari-hari perjalanan hidupnya sendiri. Apakah waktu yang Tuhan anugerahkan kepadanya telah diisi dengan hal-hal yang bermanfaat atau justru sebaliknya, hal-hal yang sia-sia.
Musa adalah seorang pemimpin yang hebat, ia adalah pemimpin yang membawa bangsa Israel keluar dari perbudakan di tanah Mesir. Dari Mazmur ini, kita mengerti bahwa Ia adalah seorang pemimpin yang tidak melupakan Tuhan.Â
Memimpin sebuah bangsa yang tegar tengkuk selama 40 tahun perjalanan, Ia tidak lupa berdoa, memohon pengertian yang benar dari Tuhan agar hari-hari yang dilaluinya diisi dengan hal-hal yang sesuai kehendak Allah. Ia sadar penuh, akan ada juga masa dimana dia akan berhenti dan Tuhan akan memanggilnya pulang.
Oleh sebab itu, hidup yang dijalaninya di bumi seharusnya dapat dipertanggungjawabkan dengan baik dan menjadi masa persiapan menjelang kehidupan kekal kelak.Â