Mohon tunggu...
Jose Hasibuan
Jose Hasibuan Mohon Tunggu... Guru - Seorang abdi bangsa

Tertarik pada dunia pendidikan, matematika finansial, life style, kehidupan sosial dan budaya. Sesekali menyoroti soal pemerintahan. Penikmat kuliner dan jalan-jalan. Senang nonton badminton dan bola voli.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Menjadi Sesama Sehabis-habisnya

22 April 2011   05:43 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:32 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malam yang hening dalam kesepian

Aku teringat akan keseharian

Hari-hari yang melelahkan, penuh perjuangan

Kesibukan yang terkadang membosankan

Mencari kedamaian namun tidak ku temukan

Mencari dan menanti keadilan namun belum juga ku dapatkan

Tuhan

Jangan biarkan keputusasaan hadir di depan

Merenggut keyakinan

Nyalakanlah api cintaMu di dalam hati

Agar hatiku terang kembali

Hatiku padam, gelap oleh kemewahan dunia

Membuat aku iri, dengki pada sesama

Hatiku padam, gelap karena keinginan hati

Tidak peduli, tidak empati bahkan saling membenci

Seharusnya aku menerangi dunia

Namun justru digelapkan oleh dunia

Seharusnya aku menggarami dunia

Namun justru tawar oleh dunia

Buatlah aku menjadi sesama

Bersama sesama meneteskan air mata

Bersama sesama merasakan duka

Bersama sesama merasakan lapar dan dahaga

Bersama sesama merasakan dihina

[caption id="attachment_102417" align="aligncenter" width="640" caption="Buatlah aku menjadi harapan, merasakan tidur di jalanan, merasakan hidup di pengungsian"][/caption]

Buatlah aku menjadi harapan

Merasakan tidur di jalanan

Merasakan hidup di pengungsian

Merasakan hidup dalam keterasingan

Merasakan diri yang dikorbankan

Aku hidup berdampingan dengan mereka

Mereka yang banyak menderita dan sengsara

Namun aku malah mengiinjak-injak dan menyingkirkan mereka

Mereka yang kehausan dan kelaparan

Mereka yang kedinginan tanpa pakaian

Namun aku malah berpesta tak karuan

Mereka yang tiada pengharapan

Mereka yang butuh kelegaan

Namun aku justru menyesatkan

Tuhan

Buatlah aku menjadi jawaban

Memiliki tangan untuk menolong orang lain

Memiliki kaki untuk membantu mereka yang kekurangan

Memiliki mata melihat kesengsaraan dan kebutuhan

Memiliki telinga mendengar keluhan dan penderiataan

(Refleksi Kamis Putih di GKI Pengadilan Bogor)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun