Mohon tunggu...
Joris Jane Schmidt
Joris Jane Schmidt Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Contoh Penerapan Pembelajaran Berbasis Experiental Learning dan Create Money Without Money

2 Juli 2023   20:20 Diperbarui: 2 Juli 2023   20:44 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Budaya Batik tidak dapat diganti. Batik memiliki hubungan yang erat dengan pendidikan selain menjadi kebanggaan bangsa. Batik tidak hanya menjadi kain berwarna-warni dengan motif yang indah, tetapi juga menjadi sumber pembelajaran yang kaya akan nilai sejarah, budaya, dan seni dalam bidang pendidikan. Batik adalah salah satu cara bagi siswa untuk menghargai dan mengapresiasi kekayaan budaya Indonesia selama pendidikan. 

Selain itu, batik sangat penting dalam pelajaran sejarah karena memberi siswa kesempatan untuk melihat bagaimana batik berkembang dari waktu ke waktu serta perubahan sosial yang terjadi di Indonesia. Dengan demikian, batik dan pendidikan saling melengkapi, memberikan kesempatan kepada siswa untuk memahami dan menghargai warisan budaya Indonesia serta meningkatkan kemampuan mereka dalam konteks seni dan sejarah.

Pembelajaran berbasis Experiental Learning memberikan peserta didik kesempatan untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang mereka pelajari dalam dunia nyata melalui refleksi atas pengalaman mereka sendiri. Sementara itu, pembelajaran berbasis strategi "Create Money Without Money" adalah cara untuk menghasilkan sumber daya dan nilai baru tanpa mengeluarkan uang. Dalam artikel ini, kami akan menjelaskan bagaimana keduanya dapat digunakan dalam persiapan dan pelaksanaan proyek kami.

Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Atma Jaya Yogyakarta mempunyai mata kuliah kewirausahaan untuk membangun karakter dan jiwa wirausahawan yang berguna bagi mahasiswa. Mahasiswa dibentuk sebagai kelompok dan diminta untuk membangun usaha atau proyek dengan dasar membuat uang tanpa uang.

Sebagai mahasiswa di Universitas Atma Jaya Yogyakarta, saya memiliki kesempatan untuk membuat proyek dan menyelesaikan tugas yang diberikan dosen kami sebagai tugas akhir pada semester genap ini.

Project kewirausahaan kami adalah project yang bertema Art & Culture. Maka dari itu, kelompok kami membuat suatu ide workshop yang bernama 4Love and Art yang menjual dan mengadakan workshop totebag batik dengan tujuan untuk mengenalkan budaya batik ke luar kewat aktivitas melukis dan bekerjasama dengan Archa Project yang bekerja dibidang seni lukis di Yogyakarta. Dana yang kami dapatkan untuk menggelar projek ini berasal dari sponsor yang kami cari sebelum acara dimulai. 

Diharapkan proyek ini mengajarkan mahasiswa tentang ide kewirausahaan dan prosesnya. Semua hasil usaha ini akan digunakan secara sukarela untuk membantu orang-orang yang kurang beruntung.

Selanjutnya, proyek ini akan dilaksanakan melalui metode workshop, di mana audiens akan mempelajari dan mempraktekkan teknik membatik secara langsung. Totebag akan digunakan sebagai dasar untuk proses membatik, dan motif batik yang telah dilukis pemiliknya akan langsung digunakan.

Di bidang melukis totebag batik, penerapan pembelajaran Experiential Learning dan strategi Create Money Without Money memiliki peran penting. Melalui pembelajaran berbasis Experiential Learning, pelukis totebag batik dapat menawarkan pengalaman langsung kepada pelanggan mereka. Dengan terlibat dalam proses pengecatan, misalnya melalui workshop atau sesi kreatif, pelanggan dapat merasakan nikmatnya menciptakan karya seninya sendiri. 

Selain itu, dengan strategi Create Money Without Money Anda dapat menggunakan bahan yang murah dan ramah lingkungan, menggunakan media sosial sebagai platform pemasaran, atau bekerja sama dengan komunitas lokal untuk mendapatkan dukungan dan terhubung dengan pelanggan potensial. Dengan menggabungkan dua pendekatan ini, pelukis totebag batik dapat menambah nilai, meningkatkan keterampilan artistik dan kreativitas mereka, dan menghasilkan keuntungan yang berkelanjutan dalam bisnis mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun