Menit-menit awal, saya pikir film ini akan sama premisnya dengan film Fresh, tokoh utama akan bertemu sosok psikopat dengan perangai awal baik. Namun, tidak, film ini lebih dari itu.
Dari karakter antagonis, film  ini mungkin bisa dikategorikan film horor monster dan survival, seperti film dengan karakter Jason dan Mike Myers. Film horor dengan genre sejenis pada umumnya punya kelemahan dari sisi logika cerita, namun berbeda dengan film ini, Barbarian punya naratif yang solid. Selain itu, yang jadi keunggulannya adalah munculnya banyak twist yang mengejutkan namun tetap logis.
Tess yang datang ke Detroit harus mengalami masalah dengan guest house yang Ia pesan di Air BnB dan mau tidak mau harus berbagi tempat tersebut dengan Keith, seorang pria yang kebetulan juga membooking tempat yang sama. Namun, sayang sekali guest house tersebut menyimpan misteri di dalamnya.
Naratif dan Twist yang Cerdas
Di awal film, Keith tampak dipertontonkan seperti karakter yang super baik dan ramah. Bagi yang sudah sering menonton film psichological horror, tentunya kita akan menuding Keith sebagai sosok antagonis tersembunyi. Pembuat film dengan cerdas juga berusaha meberi frame karakter Keith tersebut dengan menampilkan perilaku Keith layaknya sosok antagonis tersembunyi.
Tapi, Tess akhirna menemukan misteri rumah tersebut dan sosok yang berada di dalamnya dan menampilkan siapa antagonis sebenarnya.
Film ini tidak memiliki banyak jumpscare. Suspense dibentuk lewat build-up dan penceritaan latar belakang karakter yang dibuat sangat bagus, sehingga kita dibuat merasa deg-degan dengan apa yang terjadi dengan karakter tersebut.
Sebagai contoh, Sosok AJ GilBiride yang muncul di tengah film saja dapat diceritakan dengan lengkap. Bahkan, bisa dibilang berhasil menarik membuat penonton bersimpati akan karakter tersebut. Penceriataan karakter yang baik ini juga berhasil mendorong twist-twist yang tampak logis sepanjang cerita.
Film horor umumnya perlu karakter antagonis yang mencekam dan film Barbarian ini berhasil memberikan karakter Horor yang sanggup memberi trauma ke penonton. Tidak seperti kakarakter Jason atau Mike Myers yang cuma membunuh, film ini menghadirkan karakter memiliki karakteristik unik. Setelah menonton film ini, dijamin Anda akan trauma dengan produk-produk susu selama beberapa ari.
Meski memiliki banyak kelebihan, film ini memiliki kelemahan dalam mengeksplor aspek horor surivial di film ini. Dengan shoot adegan yang dilakukan di basement dan rumah kosong, adegan sembunyi maupun kejar-kerjaranya masih terasa kurang bagus, karena terjadi sangat singkat.
Secara keseluruhan film ini layak ditonton, terutama jika Anda bosan dengan film horor mainstream yang Cuma mengandalkan jumspcare. Dalam segi narative, film ini adalah salah satu film horor terbaik untuk tahun ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H