Sariawan? Aneh ya jika kita tidak pernah mengalami sakitnya luka di bagian bibir itu. Hampir semua manusia pasti pernah mengalami penyakit sariawan. Penyakit yang sudah mainstream ini tentu dapat diakibatkan oleh berbagai macam sebab. Berdasarkan pengalaman yang saya dapatkan, rata-rata sariawan disebabkan karena kurangnya asupan air/mineral ke dalam tubuh, yang dapat membuat panas dalam. Tapi, bukan hanya itu penyebabnya. Ada juga yang mengalami sariawan karena tergigit oleh gigi sendiri. Ini adalah pengalaman yang sangat aneh, karena saat makan, entah kenapa gigi otomatis menggigit bibir sendiri. Juga, ada teman saya yang mengalami sariawan karena menggunakan behel, jadi saat awal menggunakan behel, bibirnya penuh oleh sariawan. Pasti itu sangat menyiksa. Kemudian ada yang bilang kalau sariawan disebabkan karena kurangnya vitamin C dalam tubuh, mulut tidak dijaga kebersihannya, kondisi tubuh yang tidak fit, dan faktor psikis. Wah, ternyata pengaruh pikiran juga dapat memengaruhi kondisi fisik ya.
Sariawan baru saja saya alami. Sepertinya sariawan kali ini disebabkan karena kondisi tubuh yang kurang fit. Untung saja hanya satu dan sariawan itu cukup kecil. Kalau dalam tradisi keluarga saya, sariawan disembuhkan melalui minum yang sangat banyak dan menggunakan obat bubuk herbal warna hijau. Tapi, senangnya sariawan saya sudah tertutup kembali. Bicara tentang sariawan, pasti saja yang terlintas dibenak kita adalah rasa sakitnya. Makan menjadi susah, minum perih, tidak bisa menikmati rasa pedas, asin dan asam, membuat kita sulit untuk mengonsumsi makanan dan minuman. Sakitnya pasti semua orang sudah tahu, tapi seberapa tinggi atau rendah tingkat kesakitannya, hanya masing-masing yang tahu.
Masih dalam sariawan, apakah betul mengobati sariawan dengan garam? Jujur, saya belum pernah mengalaminya dan pasti sangat sakit. Tapi, teman saya pernah bercerita dengan penyembuhan sariawannya menggunakan garam. Meskipun ia sudah memakai garam untuk menyembuhkan sariawannya dan menahan perih yang amat mendalam, hasilnya adalah tidak ada. Ia tidak sembuh dan kecewa dengan garam. Jadi, saya tidak berani coba-coba menyembuhkan sariawan dengan garam.
Ada yang lucu sepertinya dari sariawan. Entah mengapa dalam pikiran saya, sariawan saya pecah menjadi dua kata, yaitu sari dan awan. Sari dalam pikiran saya adalah butir-butir dalam suatu tumbuhan, jadi saya tafsirkan menjadi sebuah butir-butir bulat yang kecil maupun besar. Kemudian, awan sebagaimana yang pernah kita lihat berwarna putih dan bentuknya berbeda-beda. Jadi, sari dan awan bila disatukan menjadi sebuah bulat-bulat atau bentuk-bentuk luka yang berwarna putih seperti awan dalam mulut. Mungkin memang awal mula “sariawan” disebut karena karakteristik dari luka tersebut. Tapi, mungkin luka sariawan yang sudah parah akan mengiritasi sampai keluar nanah atau darah, lalu membusuk, perlu dioperasi, dan itu terlalu imajinatif.
Mengetahui apa yang kita rasakan selama mengalami suatu “penyakit”, cepatlah kita obati dan atasi. Jadi, penyakit yang satu ini jangan kita remehkan. Jaga kesehatan supaya terhindar dari jeratan sakitnya sariawan ini. Apapun namanya, yang namanya “penyakit” sudah pasti kita akan merasa “sakit”. Memangnya ada seorang manusia, bahkan suatu makhluk apapun, yang mau dikuasai oleh rasa “sakit”?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H