"Aku capek, Bu."
"Sabar ya, le. Tinggal sedikit lagi nulisnya."
"Tapi..."
"Wis. Kamu itu manut sama bu guru dan ibumu. Jangan manja. Belajar yang bener, biar besok kamu bisa sukses seperti teman-teman bapak!" ucapku, sembari menyelonjorkan kaki.
"Perintah bu guru, kamu patuhi. Jangan ngeyel," lanjutku.
Dengan tangisnya yang tanpa henti, akhirnya Dian menyelesaikan tugas dari gurunya.
"Bu Ayu itu jahat! Ngancam-ngancam kalau tulisan nggak rapi, nggak bakal dinilai," ucap anakku itu sambil tangannya menabok lengan ibunya.
"Jahat piye? Itu biar kamu disiplin! Demi kebaikan kamu!" ucapku dengan intonasi lebih tinggi.
Melihatku yang mulai emosi, istriku langsung menyuruh Dian masuk kamar untuk tidur.
"Oalah, Bune. Piye anakmu itu," ujarku, sambil memukul kepalaku pelan.
***