Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Alternatif Membuat Kalimat Pembuka Cerita Anak yang Menarik

9 November 2024   18:57 Diperbarui: 12 November 2024   14:01 318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi-- Menulis cerita. (Freepik/Freepik)

Dengan cara menulis kalimat pembuka seperti ini akan lebih menarik. Anak-anak pun akan belajar untuk mempergunakan kalimat yang bervariasi ketika menuliskan cerita pengalaman dan sebagainya.

Sebagai contoh, dalam fabel "Pak Kura-kura Menemui Pak Matahari", saya langsung memulai cerita dengan dialog dari Citcit yang mengeluh karena cuaca sangat panas dan dua merasa haus. Kalimatnya kurang lebih begini, "Ibu, aku haus! Huhuuuuu," teriak Citcit, anak Bu Pipit.

Dialog juga saya gunakan dalam penulisan fabel berjudul "Pesta Hari Anak di Kerajaan Cemerlang". Dialog berisi pertanyaan pernah saya tulis di awal cerita "Tugas dari Bu Raya". "Sha, buat tugas IPAS, kamu mau mengamati apa?" tanya Hanifah saat jam istirahat tiba.

Dalam cerita "Keluarga Tupai yang Kompak", saya menggunakan kalimat yang beda dengan tiga contoh di atas. 

"Brukkk. Terdengar suara pohon tumbang di sebelah pohon tempat tinggal keluarga Pak Tupai."

Kalimat-kalimat pembuka yang saya contohkan tadi memang kurang lazim. Namun, dapat menarik perhatian para pembaca. Akan muncul pertanyaan, dari cerita "Pak Kura-kura Menemui Pak Matahari" misalnya, apa yang membuat Citcit berteriak dan apa yang terjadi sebenarnya. Kelanjutan cerita juga akan membuat penasaran. Begitu juga pada cerita-cerita yang saya contohkan berikutnya.

Jadi, menulis cerita anak itu layaknya menulis cerpen pada umumnya, harus bisa menarik perhatian pembaca dulu karena tujuan seorang penulis adalah pesan cerita bisa sampai pada pembacanya dan dipahami, sekaligus bisa mengambil hikmah atau nilai positifnya. Bisa menggunakan dialog atau kalimat bervariasi lainnya, sesuai kreativitas masing-masing penulis. Lalu alurnya dibuat sedetail mungkin dan diusahakan mudah diikuti anak-anak sebagai konsumen atau penikmat dari cerita anak.

Masalah nanti isi ceritanya akan membuat sedih atau bahagia, itu bukan menjadi hal yang perlu dipermasalahkan. Anak-anak memang perlu mengetahui dan belajar bahwa hidup itu akan ada hal yang membahagiakan dan membuat sedih.

Anda siap untuk menulis cerita anak? Tak ada salahnya jika mencoba menggunakan kalimat pembuka yang menarik. Jangan lupa, jeli-lah dalam menggunakan kalimat agar dipahami anak-anak.

Salam literasi!

____

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun