Lina, sayangku. Hari ini adalah Ulang Tahun Pernikahan kita yang pertama. Kado yang dapat kuhadiahkan padamu adalah seluruh cinta dan kesetiaanku. Maafkanlah aku ya Sayang, karena aku tidak memiliki apapun yang berharga untuk diberikan kepadamu, selain dari cinta dan kesetiaan.
Surat itu sangat menyentuh dan menunjukkan sisi perhatian, sayang dan cinta Andre atau Pak Tjip tepatnya kepada istri. So sweet banget!
Lanjut ke kisah dalam cerpen itu, Lina ternyata sangat terharu dan bahagia saat terbangun dan mendapati bunga liar sekaligus surat yang telah dibacanya. Dia tidak menuntut hal mewah untuk kado pernikahan mereka.
Baca saja apa yang dikatakan Lina dalam cerpen itu, "Andre, bagiku cinta dan kesetiaan adalah kado terindah. Sungguh. Satu-satunya laki-laki yang kucintai adalah dirimu, kini dan selamanya."
Jika kita sering mendengar bahwa ucapan adalah doa, maka doa dari Andre atau Pak Tjip ini benar-benar sebuah doa dan sampai menginjak usia pernikahan yang ke-60, rumah tangga masih terjaga dan langgeng. Â
Kisah mereka berdua patut menjadi contoh bagi pasangan yang tentunya terus berjuang untuk terus langgeng, bahwa dalam berumah tangga itu memang penuh dengan suka-duka. Hal yang harus diingat oleh pasangan suami istri adalah seseorang harus terus memupuk terus cinta dan kesetiaan bagi pasangannya. Pasangan yang menemani kita harus diperlakukan baik, dalam kondisi apapun.
Semua harus meyakini bahwa roda hidup akan terus berputar. Jika pada awal pernikahan sangat prihatin, akan tetapi dalam perjalanan harus ada pembuktian rasa cinta, sayang kepada pasangan. Salah satunya dengan tekun dan pantang menyerah untuk mencari nafkah. Ketika suatu saat sudah sukses dan perekonomian membaik, kesetiaan harus terus dijaga.Â
Lelaki yang memuliakan istrinya akan membahagiakan istri sehingga rumah tangga akan mengabadi. Jadi, modal cinta bisa terus berkembang, tak terhenti saat badai menerpa rumah tangga.
Kini, menjelang enam puluh tahun pernikahan Pak Tjip dan Bu Lina, bukti perjalanan panjang dari mereka untuk terus bertahan dapat kita saksikan. Sampai kini pun, kisah mereka masih bisa dibaca dan sangat menginspirasi baik dalam bentuk tulisan fiksi maupun non fiksi. Catatan hidup mereka sangat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya. Mereka adalah sosok yang sangat bertoleransi, jika dihubungkan dengan nilai Pancasila.
Kepada siapapun mereka ramah. Tak sungkan untuk menyapa lewat kolom komentar di tulisan para senior maupun junior di dunia tulis menulis. Selain itu kadang memberikan kejutan dengan mengirimkan pesan melalui WhatsApp.
Untuk menutup tulisan saya ini, saya ucapkan selamat ulang tahun pernikahan yang ke-60, Pak Tjip dan Bu Roselina. Teriring doa, semoga Pak Tjip dan Ibu selalu dilindungi Allah, sehat, bahagia selalu dan dikaruniai usia yang berkah.