Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Pembelajaran Matematika bagi Peserta Didik yang Memiliki Hambatan Intelektual pada Kelas III Fase B

28 Agustus 2024   03:49 Diperbarui: 28 Agustus 2024   08:04 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi ketika saya memberikan pembelajaran secara individual kepada peserta didik yang memiliki hambatan intelektual. (Dokumentasi Pribadi)

"Coba kamu kembali ke tempat duduk, biar nggak ganggu, ya!"

Perintah saya dituruti oleh peserta didik tadi. Lalu bagaimana proses belajar peserta didik yang memiliki hambatan intelektual tadi?

Dia belajar dengan pelan. Menghitung satu per satu spidol, pulpen atau pensil, sesuai bilangan cacah pada soal yang saya buat. Setelah itu, jika soal berupa soal penjumlahan makan saya minta dia menyiapkan alat tulis tadi dan menghitung. Proses menghitung pun mulai dari bilangan 1 sampai hasil penjumlahannya. Begitu juga jika soalnya berupa operasi pengurangan.

Si anak tadi ketika ditanya 5-1 hasilnya berapa, kalau tanpa media pasti hanya diam sembari matanya melihat ke kanan kiri. Konsepnya belum dipahami oleh dia. Karena itu, barulah dia saya beri media untuk menghitung operasi pengurangan tadi.

Proses penghitungan tentu lebih lama daripada operasi penjumlahan. Memang pada materi pengurangan, biasanya peserta didik agak repot menghitungnya. Andalannya ya tetap menggunakan media ajar seperti pulpen, pensil atau spidol.

Operasi penjumlahan dan pengurangan adalah materi sederhana, namun tak semua peserta didik bisa lancar dalam menghitungnya. Oleh karenanya, perlu kejelian dan kesabaran dari pendidik atau guru untuk melayani peserta didik yang memiliki hambatan intelektual.

Tugas pendidik memang tak mudah, namun bukan berarti pendidik harus angkat tangan. Pendidik harus menyadari bahwa peserta didik memang sebagai individu yang unik. Cara belajar mereka tidak sama. 

Yang tak kalah penting, pendidik harus bisa memberikan pengertian dan pemahaman kepada peserta didik reguler agar tidak merasa iri dan tidak menghina teman yang terhambat karena materi yang diberikan tidak sama tingkat kesulitannya dan harus menggunakan benda konkret untuk menghitung operasi penjumlahan dan pembagian.

Pada awalnya pasti akan ada protes, kenapa materi yang diberikan kepada peserta didik yang memiliki hambatan intelektual lebih mudah. Ada juga cemoohan ketika menghitung menggunakan media berupa benda konkret. Namun mereka harus tetap diberikan pengertian dan pemahaman bahwa temannya tadi tidak sama kemampuannya. 

Siswa dengan hambatan intelektual juga merasa dihargai dan tidak akan berkecil hati atas kemampuan yang dimilikinya. Dengan begitu, maka pembelajaran akan berjalan lancar dan nyaman. 

___

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun