Dalam Islam, selalu menekankan pada aspek kebersihan dan keadaan suci. Mandi merupakan salah satu dari cara menjaga kebersihan diri dan sekaligus mensucikan diri dari najis.
Mandi atau al-ghuslu artinya menuangkan air ke seluruh tubuh. Sedangkan secara istilah al ghuslu adalah menggunakan air yang suci untuk seluruh badan dengan tata cara tertentu dengan syarat-syarat. Ada juga yang menyebut mandi atau al ghuslu juga dengan kata janabah yaitu mandi karena melakukan hubungan suami-istri, haid, dan nifas (bagi wanita) serta masuk Islam.
Untuk melakukan mandi janabah atau al ghuslu tata caranya yang pertama niat. Semua hal yang dikerjakan manusia akan ditentukan oleh niat. Oleh karenanya saat dalam keadaan kotor makan harus niat untuk bersuci terlebih dahulu. Dilanjutkan dengan mencuci kedua tangan, mencuci farji/kemaluan, berwudhu seperti wudhunya orang yang akan menunaikan shalat, menyiramkan air ke kepala hingga ke dasar kulit, menyiram badan mulai dari sebelah kanan, membasuh dan membilas kepala tiga kali dan meratakan ke seluruh tubuh dan mencuci kaki dengan mendahulukan kaki kanan disusul kaki kiri.
Setelah mandi janabah maka bisa menjalankan ibadah shalat, termasuk shalat tarawih jika masuk bulan Ramadan. Keutamaan shalat tarawih antara lain dihapuskannya dosa-dosa yang telah dilakukan dan pahala shalatnya seperti seseorang yang melakukan shalat semalam suntuk.Â
Sungguh Allah Maha Rahman, dengan shalat tarawih ada jaminan dosa dihapus dan nilai shalatnya seperti shalat semalam suntuk. Namun tentu bukan sembarang shalat yang bisa menghapus dosa dan bernilai pahala tinggi seperti yang saya paparkan tadi. Shalatnya harus khusyuk dan tuma'ninah, dikerjakan dengan memahami semua makna dalam setiap bacaan shalat serta perilakunya selalu berhati-hati.
Allah memang Maha Rahman dan sangat dekat dengan makhluk ciptaan-Nya, sesuai QS Al Baqarah ayat 186. Allah akan mengabulkan doa yang dipanjatkan kepada-Nya, entah itu langsung dikabulkan atau menunggu waktu yang tepat. Jika harus menunggu maka manusia harus bersabar. Jangan lupa untuk berbakti kepada kedua orang tua karena jika orang tua ridho maka Allah akan ridho juga kepada kita. Murka Allah pun tergantung pada murka orang tua.
Ada baiknya untuk selalu berlaku shalih kepada orang tua baik ketika masih ada maupun telah tiada. Itu adalah bentuk kecintaan terhadap kedua orang tua.
___
Branjang, 6 Ramadan 1445 H/16 Maret 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H