Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Senandung Hati di Ujung Penantian Eirene

4 Januari 2024   17:19 Diperbarui: 4 Januari 2024   17:32 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Sayonara, Mas," tulisku pada selembar kertas putih. 

Lembaran itu melengkapi ratusan lembar yang sudah kutuliskan sejak Mas Rafka menjauhiku. Aku tak tahu kenapa dia menjauhiku. Namun, aku masih mengirim pesan hingga dia memperingatkanku.

 "Kau jangan seperti anak kecil, Eirene." Atau, "Kalau bertanya itu yang berbobot, Eirene." 

Pesan-pesan seperti itu membuatku bertekad untuk lebih dewasa dan belajar tentang hal-hal yang disukainya. 

Kalau rindu mendera, kutahan rasa itu. Kalau tiba-tiba aku berpikir, ada perempuan yang membuatnya jatuh hati, kuyakinkan diri bahwa dia menjaga hatinya. 

Namun, waktu yang dijanjikan untuk menemuiku tak kunjung ditunaikan. Dia sudah menjadi sarjana, tapi dia memutuskan untuk kuliah lagi. Terpaksa aku menantinya lagi. 

Hingga kemarin ada kabar mengejutkan dari teman kerjaku, Azri. "Kamala adikku mau dilamar, Eirene. Calonnya bernama Rafka," ceritanya sambil menunjukkan foto sang adik bersama lelaki pilihannya.

Aku terkejut saat mendengar cerita dan melihat foto itu. Akhirnya kupahami, Mas Rafka menjauhiku karena telah mendapatkan perempuan yang lebih daripada aku. 

"Eirene, apa kau bisa mendampingiku pas acara lamaran Kamara?" tanya Azri. 

Tak sepatah kata keluar dariku. Kulangkahkan kaki, seiring hampanya hati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun