Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ketika Orangtua Siswa Bertanya Jam Berapa Pulangnya

9 November 2023   11:13 Diperbarui: 9 November 2023   11:37 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: educindonesia.blogspot.com

Sisi Positif dan Negatif dari Pertanyaan "Pulang Jam Berapa?"

Saya kira tak hanya saya, rekan sejawat atau guru anak saya yang harus berhadapan dengan pertanyaan dari orangtua, "Hari ini pulang jam berapa?"

Sekarang saya mencoba bersikap objektif saja. Saya cari sisi positif dari pertanyaan hafalan ini. Pada akhirnya saya berpikir bahwa pertanyaan ini muncul karena kesibukan orang tua yang mengurusi rumah, anak kecil, bekerja di sawah, padahal putra-putrinya berangkat dan pulang sekolah harus antar jemput.

Jadi, mereka harus menyiapkan diri untuk menjemput sang anak. Lagipula, dengan antar jemput itu kekhawatiran akan berita-berita penculikan atau kejahatan lainnya tidak akan membuat resah orang tua. Bisa saja mereka khawatir kalau saat pulang sekolah, temannya sudah pulang semua padahal berita penculikan terkadang muncul di berbagai media sosial sangat meneror orang tua.

Dengan pertanyaan yang muncul dari orang tua dan jawaban atau balasan dari guru, maka akan lebih menenangkan para orang tua. Ya, saya sendiri kadang juga berpikir, bagaimana kalau terjadi sesuatu saat anak pulang sekolah.

Dengan pertanyaan tersebut dan respon yang diberikan oleh guru, juga memberikan dampak baik terhadap hubungan guru dan orang tua. Terkadang orang tua membutuhkan komunikasi dengan guru. Dengan respon baik dari guru, maka orang tua akan lebih dekat dengan guru dan mudah mengomunikasikan segala hal yang berkaitan dengan anak dan pembelajaran.

Sedangkan di sisi lain, dari pertanyaan tersebut, seakan mengindikasikan betapa tidak mandirinya si anak. Untuk pulang saja harus dijemput orang tua. Padahal letak rumah juga tak terlalu jauh dari sekolah. Sudah kelas atas pula. Bukankah anak bisa jalan kaki dengan temannya yang kebetulan setiap hari juga harus jalan kaki untuk berangkat dan pulang sekolah?

Jika dibandingkan dengan zaman dahulu, dari TK sampai SMA, anak-anak sudah dilatih mandiri. Berangkat sekolah biasa saling menghampiri antara satu anak dengan anak lainnya. Lalu berangkat bareng ke sekolah.

Dengan berangkat bersama tadi, sebenarnya anak-anak dididik untuk biasa bersosialisasi dengan anak seusianya. Di samping itu, anak juga dilatih disiplin karena berangkat sekolah harus lebih awal. Sementara ketika diantar oleh orang tua, anak-anak kurang dalam bersosialisasi. Rasa disiplin pun agak kurang. 

Kedisiplinan juga dididik ketika pulang sekolah. Anak akan terlatih dan terbiasa disiplin untuk sampai di rumah. Saya kira itulah yang agak kurang dari sikap orang tua yang khawatir akan anak-anaknya.

Meski begitu, memang tak ada salahnya jika muncul pertanyaan kapan pulang sekolah dari orang tua. Hanya saja, perlu adanya pengertian dan kesepakatan antara guru, siswa dan orang tua, misalnya jika tidak ada yang urgent, maka pulang sekolah sesuai jadwalnya. Namun jika ada kegiatan tertentu maka akan diumumkan kepada orang tua melalui grup WA. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun