Aku berjalan pelan, menyusuri jalan beraspal yang mulai mengelupas di beberapa bagian. Dulunya kata Ibu jalanan masih berbatu atau ditumbuhi rerumputan. Kemudian manusia mulai membangun jalan beraspal untuk memperlancar perjalanan mereka ke kota sebelah.
Kutengok ke kanan-kiri, berharap ada manusia baik yang bisa membantuku. Tadi, saat mau ke sungai, tiba-tiba saja Ibu terperangkap. Ya, ada manusia jahat yang membuat perangkap. Kata Ibu, mereka itu menangkap hewan-hewan di hutan tempat kami tinggal.
Dari cerita Ibu, tak hanya hewan herbivora saja yang ditangkapi. Hewan buas seperti Paman Harimau, Paman Singa yang ditangkapi sebelumnya.
"Untuk apa manusia menangkapi Paman, Bu?" tanyaku. Aku berpikir kalau menangkapi kami yang herbivora mungkin tak begitu berbahaya. Tetapi kalau sampai Paman Harimau dan Paman Singa ditangkap, bukankah itu sangat berbahaya bagi manusia?
Mendengar pertanyaanku, Ibu menjawab, "Mereka akan menjual hewan tangkapan ke negara lain".
"Menjual? Kok aneh, Bu!"
"Iya. Hewan-hewan dijual. Entah untuk dipelihara sendiri, diambil kulit dan sebagainya".
"Masak sih, Bu? Bukankah hewan seperti kita atau bahkan Paman Harimau dan Paman Singa 'kan bisa melawan manusia".
"Kamu belum ngerti, Nak. Manusia menangkap hewan itu menggunakan alat. Kalau dengan tangan kosong, pasti kita bisa lari. Paman Harimau dan Paman Singa bisa menerkam manusia".
"Lalu alatnya apa, Bu?"