Kamu datang lagi setelah sewindu tak bersua. Entah untuk apa kamu temui aku lagi.Â
Dari wajahmu, ada sesuatu yang membuatmu galau. Aku masih ingat betul, bagaimana ekspresi wajahmu saat kelas X atau XI, ketika kamu merasakan galau.
"Ada sesuatu yang mau aku bicarakan denganmu," ujarmu pelan setelah menanyakan kabarku.
Aku hanya mengatakan kalau aku baik-baik saja. Tak lebih.
"Lea mau nikah. Tanggal lima belas besok," ceritamu.
Kaget juga saat mendengar kisahmu itu. Kukira antara kamu dan Lea akan berakhir indah. Kukira kisah asmara kalian akan abadi. Ternyata, berkebalikan. Padahal dari kacamataku, kulihat antara kamu dan Lea sangat serasi.
"Bagaimana bisa, Yo?" tanyaku penasaran.
"Selama ini aku berharap kalau aku dan dia bisa melangkah ke jenjang pernikahan. Tapi, dia selalu curiga dan cemburu."
Lalu kamu ceritakan perihal penyebab dari kecurigaan dan kecemburuan Lea.Â
"Kelas XII aku kan jadian sama Lea. Tetapi, dia nemuin buku kecil. Di buku itu tertulis nama kamu."