Seleksi Mahasiswa Baru tahun 2000
Untuk pertama kalinya saya menjadi mahasiswi di sebuah perguruan tinggi negeri saya merasakan pengalaman yang sangat luar biasa dan tak pernah terbayangkan dan terpikirkan sebelumnya.
Tahun 2000, selepas kelulusan SMA, saya mengikuti UMPTN (Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri). Saat itu malah ada beberapa kawan yang sudah lolos lewat prestasi. Ada jalur PBUD waktu itu. Syaratnya nilai rapor direkap oleh sekolah dan berkas dikirim ke perguruan tinggi yang dipilih.
Karena saya bukanlah siswa yang memiliki otak cemerlang, saya mencoba peruntungan ikut serta mendaftar UMPTN. Semasa SMA saya masuk jurusan IPS. Nah kalau dari jurusan IPS, siswa hanya bisa memilih 2 pilihan jurusan di perguruan tinggi yang diinginkan. Sedangkan teman-teman yang semasa SMAnya masuk kelas IPA, mereka bisa memilih 3 opsi jurusan yang dituju.Â
Persiapan untuk UMPTN hanya belajar sendiri. Sementara teman-teman lainnya banyak yang les di lembaga les yang terpercaya.
Saya nekad saja belajar sendiri. Saya tak mau merepotkan orangtua yang sudah menguliahkan dua kakak saya. Hari demi hari saya belajar buku persiapan UMPTN yang saya beli di sebuah toko buku langganan saya waktu itu.
Pada hari H UMPTN saya mengerjakan soal. Modal belajar sendiri yang saya andalkan. Juga pesan dari guru-guru SMA tentunya.Â
Apa pesan guru-guru saya waktu itu?
Para siswa diminta mengerjakan soal yang dianggap mudah. Sedangkan soal yang sulit, lebih baik dilewati karena penskoran hasil UMPTN kalau salah dalam memilih maka ada pengurangan nilai.
Jadi tak semua soal UMPTN saya kerjakan. Benar-benar soal yang saya yakin jawabannya saja yang saya kerjakan.