Seekor anak ayam, Kuthuk, tengah berjalan sendirian. Kuthuk itu memang kurang begitu suka berkumpul dengan saudara-saudaranya. Ia lebih suka berpetualang.
Sejak gerak kakinya sudah cepat, Kuthuk itu sering menuju sungai. Padahal ibunya mengingatkan agar tidak bermain di sekitar sungai.
"Iya, Bu. Oke!" Begitu jawab si Kuthuk. Namun janjinya tak dipenuhinya. Yang Kuthuk tahu, kalau ke sungai, ia mendengar gemericik air sungai. Dia membayangkan betapa segarnya kalau mandi di sana. Bahaya apapun tak terpikir olehnya.
"Di sungai ada ular, buaya yang bisa menyantapmu hidup-hidup, nak." Nasehat ibu saat Kuthuk makan bareng. Kuthuk dan saudara-saudaranya hanya mengangguk. Bayangan ular dan buaya seperti apa pun belum diketahuinya.
"Thuk, kita main sini saja! Ingat pesan ibu kita!" Kakak Kuthuk selalu mengingatkan agar Kuthuk mematuhi nasehat ibu.
**
Dengan riang Kuthuk menyusuri pinggir sungai. Sesekali ia menikmati cacing yang ada di dalam tanah.Â
"Hmmmm... enaaakkkk!" Seru Kuthuk.
Ikan mas di sungai terperanjat mendengarnya. Selama ini Ikan Mas memang sering merasa ditemani Kuthuk. Dia mengikuti ke mana kaki-kaki kecil Kuthuk berlarian. Dengan begitu, si Ikan Mas bisa selamat dari pancing yang dipasang pemancing.
Pemancing itu kesal lalu menghardik si Kuthuk. Berlarilah Kuthuk itu, menjauhi sungai tempat Ikan Mas hidup. Kalau sudah seperti itu, Ikan Mas segera bersembunyi.