Mengisi kegiatan dengan mencatat amalan selama berpuasa pada buku kegiatan biasanya diperuntukkan bagi siswa-siswa. Lalu apakah sang pendidik perlu melakukan hal serupa?
Selama ini, pendidik cukup memantau para siswa dalam membina kegiatan kerohanian. Namun di wilayah tempat tinggal saya, ada yang sedikit berbeda. Semua amalan GTY di bulan Ramadan dipantau oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Gunungkidul.
Ramadan 1443 H ini menjadi tahun kedua dengan kegiatan yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Perbedaan itu tak hanya saya alami. Hampir seluruh GTY di Amal Usaha Muhammadiyah mengikuti Pesantren Ramadan secara Virtual. Sebut saja Pesantren Ramadan Virtual (PRV).
Namun tak semua Amal Usaha Muhammadiyah di seluruh Indonesia melaksanakan kegiatan ini. Saya pernah menanyakan kepada salah satu sahabat di seberang pulau, adakah kegiatan serupa? Sahabat saya menceritakan kalau di sana tak ada kegiatan serupa.Â
Saya pribadi sebenarnya menilai kegiatan tersebut memang ada sisi positif. Kami, para pendidik yang terbiasa dengan kegiatan normal layaknya di bulan Ramadan, kini dipandu untuk melaksanakan Dzikir Pagi dan Dzikir Petang.
Itu merupakan amalan yang tidak semua diketahui para pendidik. Karena tak semua tahu, maka selama dua bulan Ramadan ini mau tak mau para pendidik melakukan Dzikir Pagi dan Dzikir Petang.
Berikut buku panduan Dzikir Pagi dan Dzikir Petang Ramadan tahun kemarin dan tahun ini.
Selain itu pada PRV para guru, selain tadarus Al-Qur'an, juga diajak ngaji secara virtual. Ngaji Virtual itu kami dibimbing untuk memahami ayat tertentu. Di sana ada satu ayat, terjemah dan realisasi ayat tersebut.