Tersenyumlah, berbahagialah. Kami akan wujudkan apa yang kau cita-citakan.Â
Sebuah status muncul di beranda WhatsApp. Ada gambarmu di sana. Gambar perempuan kuat, sabar dan berkeinginan kuat dalam beribadah. Termasuk untuk beribadah haji.Â
Status itu dari sulungmu, yang kini tengah melanjutkan kuliah S2. Ya sulungmu memang paling mencolok dalam bidang pendidikan. Tak seperti tiga putrimu lainnya.
Ibu, sedianya engkau berangkat tahun 2013. Namun pada Juli 2012 engkau diberi cobaan, stroke. Padahal manasik haji sudah engkau penuhi sesuai jadwal dari panitia.Â
Cita-citamu untuk ke Mekkah harus kau pupus. Tak memungkinkan keadaanmu jika harus sendirian ke sana, tanpa teman yaitu anakmu atau saudaramu lainnya.
**
Melihat dan membaca status dari sulungmu, mengingatkanku bahwa kami punya tanggungan utang darimu. Beberapa kali engkau memberikan uang untuk keempat putrimu.
"Buat umrah," ucapmu singkat.
Aku sebenarnya tak sreg dengan uang itu. Aku khawatir kalau aku tak bisa memenuhi keinginanmu.Â
Dengan ragu, aku menerima uang itu. Begitu juga saudara lainnya.Â