Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ini Kesan Saya dari Pak Tjiptadinata Effendi

3 Januari 2021   13:41 Diperbarui: 3 Januari 2021   13:53 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pak Tjiptadinata Effendi dan ibu. Dokumen pak Tjip/kompasiana

Selamat pagi mbak Zahrotul. Saya membaca tulisan ini dan merasakan sebagai cuplikan pengalaman hidup pribadi,walaupun dikemas dalam bentuk Cerpen. 

Saya salut membaca: "Saya kini adalah seorang istri dan ibu dari dua orang anak.Tidak mungkin saya mengkhianati cinta suami saya."

Salut saya pada mbak Zahrotul. Saya juga bersumpah, tidak akan pernah mengkhianati cinta istri saya,yang selalu setia mendampingi saya dalam suka dan duka,selama 55 tahun,Salam dan doa untuk mbak Zahrotul bersama keluarga tercinta.

Tulisan di atas merupakan komentar yang dituliskan oleh bapak Tjiptadinata Effendi---yang biasa saya sapa dengan pak Tjip---. Saya sengaja memulai tulisan tentang beliau dengan menyisipkan sebuah komentar yang ditulis oleh beliau. Komentar tersebut ditulis pada sebuah cerpen yang saya posting di Kompasiana pada 28 Januari 2020 dengan judul "Tak Lupa tapi Tak Ingin Ingat dan Mengenang Lagi".

Cerpen yang berangkat dari kisah sebuah keluarga yang tiba-tiba saja tokoh perempuannya dihubungi oleh seseorang yang mengaku sebagai orang spesial di masa lalu.

Si tokoh merasa kesal karena chat yang masuk ke kontak nomornya. Dia bertekad untuk tak menggubris chat itu. Ada keluarga yang lebih berharga dari apapun.

Cerpen itu tidak editor sama sekali namun yang menjadi spesial ya karena dikomentari oleh bapak Tjip. Sosok yang rendah hati pada siapapun. Bahkan cerpen yang tak editor pun dibaca oleh beliau.

Dengan rendah hati beliau menyatakan bahwa beliau setuju pada kalimat, "Saya kini adalah seorang isteri dan ibu dari dua orang anak.Tidak mungkin saya mengkhianati cinta suami saya."

Memang kesetiaan pak Tjip pada Bu Roselina terbukti, sampai saat ini kisah romantis mereka bisa disaksikan oleh para pembaca dan para sahabat yang mengenal beliau berdua. 

Ulang tahun pernikahan ke-56 menjadi bukti bahwa apapun yang terjadi dalam rumah tangga beliau berdua tak menyurutkan cinta kasih. 

Kisah haru biru roman beliau berdua pernah pak Tjip tuliskan pada sebuah cerpen. Perjuangan berat pada masa-masa sulit akhirnya bisa terlewati. Dan itu bisa menjadi contoh yang baik bagi para pasangan yang belum lama mengarungi bahtera hidup. Modal cinta sudah sangat baik dan akan lebih baik lagi jika terabadikan dengan saling pengertian, saling mendukung satu sama lain.

Selamat ulang tahun pernikahan untuk pak Tjip dan Bu Roselina. Teriring doa, semoga senantiasa dikaruniai kesehatan dan dalam lindunganNya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun