Mengenalmu lewat dunia maya tentu ngeri-ngeri sedap. Berawal dari pesan nyasarmu ke kontakku bisa berlanjut sampai hati pun terpaut.
Entah hipnotis apa yang membuat hatiku luluh setelah rasa kesalku di 7 Desember itu. Tanggal itu memang kamu pertama kali chat yang kupastikan chat nyasar. Lanjut 11 Januari kamu mulai mengirimkan gombalan-gombalan pada pesanmu.
Hatiku pun tak kuasa menahan bermekarannya bunga-bunga semerbak. Indah terasa. Jika ada yang mengatakan aku jatuh cinta padamu, ya kuiyakan meski dalam hati.Â
Tak mungkin kukatakan perasaanku pada orang lain, apalagi kepadamu. Apa kata dunia jika aku membuka rahasia hatiku. Ya meski ada sahabatku yang bisa menebak isi hatiku saat kumembalas chat gombalanmu.
"Kalau nggak suka tuh biasanya nggak diladeni orang kaya gitu, An..."
Tak kupedulikan ucapan Sahara, sahabat karibku itu.
***
"Kamu itu sulit diajak temenan ya..."
"Ya memang aku sulit temenan..."
"Baguslah. Memang itu yang dicari," chat-mu semakin gencar saja pada akhirnya.
Aku mencoba nyueki kamu. Eh...kalau sudah begitu kamu yang nyolek-nyolek lewat chat. Akhirnya komunikasi jalan lagi.