Urusan catatan pelajaran non eksakta aku memang jagonya. Lengkap...kap... Teman lain saja sering pinjam catatanku juga. Bukan untuk disalin seperti yang kamu lakukan. Tetapi untuk difotokopi! Aneh-aneh saja kelakuan teman-teman.
"Itu bukti kalau kamu memang punya kelebihan, Nis. Nggak percaya sih kalau kubilangi," ucapmu waktu catatanku sering dipinjam teman-teman sekelas kita.
Namun di tahun ke tiga ini, kamu tak lagi pinjam catatanku. Guru kita beda! Ya sudahlah. Toh kamu juga sering diikutkan dalam seleksi atau lomba macem-macem. Tak sepertiku.Â
Kini kulihat kamu sering duduk bersama teman-teman yang sering ikut seleksi atau lomba pelajaran eksakta. Tiga cowok dan satu cewek. Aku tau cewek itu, Intan, naksir kamu sejak kelas XI.Â
Ah... kulihat kamu dan Intan memang serasi. Semoga saja memang kalian berjodoh. Urusan coretan di bukumu yang kamu tuliskan ---ada namamu dan namaku di antara puluhan lembar kertas putih--- kuanggap itu bukan apa-apa.Â
Ya aku tahu tulisan itu saat kamu meninggalkan catatan di mejamu. Lalu aku iseng membuka catatan siswa cerdas sesekolah. Terkejut juga melihatnya coretan namaku di sana. Segera kututup bukumu.
Perihal coretan di lembar buku itu tak pernah kutanyakan padamu. Dan kamu pun tak pernah mengungkapkan apa-apa padaku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H