Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Lima Penerapan Strategi Komunikasi yang Efektif dalam Pembelajaran di Tingkatan SD

8 November 2020   14:12 Diperbarui: 8 November 2020   14:30 1290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: siedoo.com

Ketiga, Audible yang artinya pesan yang disampaikan dapat didengarkan/dimengerti dengan baik oleh siswa. Audible ini masih berkaitan dengan strategi respect. Penggunaan kalimat atau pernyataan harus sesuai dengan usia anak didik. Guru yang baik malah guru yang bahasanya mudah dipahami bukan guru yang menggunakan banyak istilah atau kosakata sulit.

Keempat, Clarity yaitu kejelasan dari pesan sehingga tidak menimbulkan multi interpretasi/penafsiran. Clarity dapat pula berarti keterbukaan dan transparansi. (hal. 60) Guru bisa memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan dari materi pelajaran yang belum dipahami. Guru tak boleh buru-buru melanjutkan materi pelajaran atau mengakhiri materi pelajaran.

Kelima, humble yang artinya guru bisa menghargai orang lain, mendengar, menerima kritik, tidak sombong dan tidak memandang rendah orang lain, mengakui kesalahan, memaafkan, lemah lembut, mengendalikan diri, mengutamakan kepentingan yang lebih besar. Dalam hal ini guru memang menjadi sosok yang harus bisa digugu dan ditiru oleh siswa atau lingkungan.

Dengan penerapan kelima hal tadi maka guru ---dan orangtua--- bisa sukses dalam melaksanakan perannya sebagai pengajar dan pendidik. 

**

Sumber: 

1. Tim Penulis Buku Psikologi Pendidikan. Psikologi Pendidikan. (Yogyakarta, hal.16)

2. Dr. Endah Ariani Madusari, dkk. Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan. (Jakarta: Dirjen GTK Kemdikbud, hal.59-61)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun