Ketiga, Audible yang artinya pesan yang disampaikan dapat didengarkan/dimengerti dengan baik oleh siswa. Audible ini masih berkaitan dengan strategi respect. Penggunaan kalimat atau pernyataan harus sesuai dengan usia anak didik. Guru yang baik malah guru yang bahasanya mudah dipahami bukan guru yang menggunakan banyak istilah atau kosakata sulit.
Keempat, Clarity yaitu kejelasan dari pesan sehingga tidak menimbulkan multi interpretasi/penafsiran. Clarity dapat pula berarti keterbukaan dan transparansi. (hal. 60) Guru bisa memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan dari materi pelajaran yang belum dipahami. Guru tak boleh buru-buru melanjutkan materi pelajaran atau mengakhiri materi pelajaran.
Kelima, humble yang artinya guru bisa menghargai orang lain, mendengar, menerima kritik, tidak sombong dan tidak memandang rendah orang lain, mengakui kesalahan, memaafkan, lemah lembut, mengendalikan diri, mengutamakan kepentingan yang lebih besar. Dalam hal ini guru memang menjadi sosok yang harus bisa digugu dan ditiru oleh siswa atau lingkungan.
Dengan penerapan kelima hal tadi maka guru ---dan orangtua--- bisa sukses dalam melaksanakan perannya sebagai pengajar dan pendidik.Â
**
Sumber:Â
1. Tim Penulis Buku Psikologi Pendidikan. Psikologi Pendidikan. (Yogyakarta, hal.16)
2. Dr. Endah Ariani Madusari, dkk. Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan. (Jakarta: Dirjen GTK Kemdikbud, hal.59-61)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H